kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,02   3,68   0.41%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Planned shutdown Banyu Urip selesai lebih cepat, ExxonMobil siap tambah produksi


Minggu, 27 September 2020 / 20:18 WIB
Planned shutdown Banyu Urip selesai lebih cepat, ExxonMobil siap tambah produksi


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan planned shutdown Lapangan Banyu Urip telah rampung lebih cepat dari jadwal.

Plt Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih menjelaskan, ExxonMobil Cepu Limited telah berhasil dengan aman merampungkan Banyu Urip planned shutdown, termasuk gas handling capacity upgrade, serta tie-ins proyek JTB Pertamina EP Cepu.

"Planned shutdown ini selesai lebih cepat 2 hari dari jadwal dan dalam kurun waktu ini berpotensi menambah produksi 450.000 barrel minyak," ungkap Susana kepada Kontan.co.id, Minggu (27/9).

Baca Juga: Planned Shutdown, Produksi Blok Cepu Dihentikan Sementara

Susana memastikan, sejak Jumat (25/9) SKK Migas dan ExxonMobil berfokus pada stabilitas operasi dan kembali secara bertahap meningkatkan produksi normal sambil memastikan keamanan dan keandalan operasi.

Alhasil, tadi malam Lapangan Banyu Urip telah beroperasi sempurna. Sebelumnya, langkah ini sebagai bagian optimasi lifting. Tak hanya itu planned shutdown Lapangan Banyu Urip juga dipangkas menjadi sekitar 9 hari yang kemudian lebih cepat 2 hari.

"Per 12 Agustus produksi Banyu Urip sudah mencapai 228.000 BOPD (barel minyak per hari). Kami sedang mengupayakan kemampuan lifting agar dapat mengakomodir kenaikan produksi tersebut. Kami bersama ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) juga mengusahakan agar planned shutdown yang dilakukan di September ini dapat dilakukan secara optimasi," kata Susana dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, pekan lalu.

Selain planned shutdown di Banyu Urip, SKK Migas juga melakukan akselerasi sebelas sumur pengeboran di Wilayah Kerja Rokan pada Kuartal IV 2020.

SKK Migas saat ini mengusahakan agar Head of Agreement antara Chevron Pacific Indonesia dan SKK Migas dapat segera diselesaikan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan pengeboran tersebut.

Adapun strategi yang ketiga ialah optimasi pelaksanaan rencana kerja KKKS Pertamina EP. “Ini merupakan hal yang harus bisa direalisasi karena kontribusinya sangat berarti pada capaian target.

“Kami berharap agar Pertamina EP dapat merealisasi semua program yang direncanakan di sisa tahun 2020”, ujarnya.

Untuk strategi keempat, SKK Migas dan beberapa KKKS juga menyiapkan langkah-langkah agar dapat mengeksekusi komitmen program kerja, antara lain bersama KKKS PT Bumi Siak Pusako – Pertamina Hulu untuk melakukan 13 sumur yang belum dibor, KKKS Odira Karang Agung untuk melakukan 3 work over, dan KKKS Camar Resource Canada untuk melakukan reaktifasi platform.

Strategi kelima adalah melakukan optimasi penyerapan offtaker gas. “Sejak Juli 2020 serapan gas mulai meningkat akibat menggeliatnya kembali perekonomian. Momentum ini akan jajaki agar para buyer dapat menyerap gas sesuai dengan kontrak yang ada”, tambah Susana.

Baca Juga: ExxonMobil hentikan produksi Banyu Urip dalam rangka planned shutdown

Sedangkan untuk strategi terakhir, dia menyampaikan SKK Migas akan segera melakukan uji coba skema No Cure No Pay terkait untuk mendapatkan tambahan produksi jangka pendek.

“FGD (Focus Group Discussion) antara SKK Migas, KKKS, dan penyedia jasa teknologi telah dilaksanakan pada 26 Agustus 2020. Para kontraktor yang mengalami hambatan dalam pelaksanaan program kerja dapat segera bekerja sama dengan para technology providers,” pungkas dia.

Dalam perhitungan SKK Migas, apabila semua skenario tersebut berjalan maka akan menambah lifting minyak secara rata-rata tahunan sebesar 3.900 bopd dan gas sebesar 70 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×