Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah menerbitkan obligasi dan sukuk ijarah dengan total emisi sebesar Rp 1,87 triliun pada Selasa (8/9). Penerbitan instrumen surat utang ini dilakukan untuk mendukung kegiatan usaha PLN.
Vice President Public Relations PLN Arsyadany Ghana Akmalaputri menyampaikan, dana hasil penerbitan obligasi tersebut rencananya akan digunakan untuk menyokong ekspansi PLN di proyek ketenagalistrikan 35.000 megawatt (MW). PLN juga menggunakan dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan umum perusahaan.
Dia melanjutkan, penerbitan obligasi ini merupakan salah satu upaya PLN untuk terus menggali sumber pendanaan dalam mata uang rupiah. Dengan begitu, selain mencari sumber pendanaan, PLN juga berusaha meningkatkan keterlibatan investor lokal dan penggunaan mata uang rupiah untuk mendukung program infrastruktur ketenagalistrikan.
Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) dukung pembahasan RPP pelaksanaan kegiatan minerba
Instrumen yang baru diterbitkan ini bertajuk Obligasi Berkelanjutan IV PLN Tahap I 2020 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan IV PLN Tahap I 2020.
Lantaran surat utang ini adalah bagian dari penawaran umum berkelanjutan tahap pertama, artinya ke depan akan ada lagi serial penerbitan obligasi tahap selanjutnya. “Kalau tahap satu berjalan efektif, maka akan dilanjutkan dengan penawaran tahap dua,” imbuh dia, Rabu (9/9).
Sebagai catatan, PLN membagi penerbitan obligasi dan sukuk ijarah ini masing-masing sebanyak 5 seri. Tenornya pun bervariasi, mulai dari 5 tahun hingga yang terpanjang mencapai 20 tahun.
Terkait megaproyek ketenagalistrikan 35.000 MW yang turut didanai oleh obligasi tersebut, sejauh ini perkembangannya masih jauh dari target.
Baca Juga: PP minerba bakal tekankan kewajiban dana cadangan minerba dan reklamasi tambang
Dalam berita sebelumnya, jumlah kapasitas pembangkit listrik yang sudah beroperasi komersial dan mendapat Sertifikat Laik Operasi (SLO) atau commissioning baru mencapai 8.382 MW atau 24% dari total proyek hingga Juli 2020.
Lebih lanjut, sebanyak 19.067 MW (54%) pembangkit listrik masih dalam tahap konstruksi. 6.528 MW (18%) masih dalam tahap kontrak (PPA) dan belum konstruksi, 839 MW (2%) masih dalam tahap pengadaan, dan 724 MW sisanya masih dalam tahap perencanaan.
Selanjutnya: PLN selesaikan penerbitan obligasi dan sukuk senilai Rp 1,87 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News