kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PLN butuh dana Rp 608,6 triliun sampai 2019


Rabu, 14 Januari 2015 / 14:22 WIB
PLN butuh dana Rp 608,6 triliun sampai 2019
ILUSTRASI. SKK Migas telah menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan investasi di dalam negeri. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT PLN (Persero) memerlukan dana Rp608,6 triliun atau Rp122 triliun per tahun untuk membiayai proyek-proyek kelistrikan selama lima tahun (2015-2019).

Direktur PLN Nasri Sebayang mengatakan, kebutuhan belanja modal tersebut dialokasikan untuk pembangkit berkapasitas 10.000 MW yang merupakan bagian program 35.000 MW.

"Lalu, membiayai proyek transmisi dan distribusi untuk mendukung program 35.000 MW," ucapnya, Rabu (14/1).

Sementara, kebutuhan dana swasta (IPP) membiayai proyek pembangkit 25.000 MW dalam program 35.000 MW adalah Rp579,7 triliun.

Berdasarkan data yang diperoleh, rincian belanja modal PLN sebesar Rp608,6 triliun tersebut adalah 2015 Rp102,2 triliun, 2016 Rp146,6 triliun, 2017 Rp155,9 triliun, 2018 Rp120,1 triliun, dan 2019 Rp83,8 triliun.

Sumber pendanaan direncanakan dari kas internal berupa margin dan depresiasi, kemudian pinjaman komersial, dan APBN dengan total Rp45 triliun per tahun.

Lalu, ditambah penyertaan modal negara (PNM) Rp155 triliun selama empat tahun (2016-2019) atau Rp38 triliun per tahun.

Sisanya, sekitar Rp40 triliun per tahun, sesuai data tersebut, akan ditutup dari lima lembaga donor internasional yakni Bank Dunia, ADB, JICA, KfW, dan AFD melalui skema pinjaman langsung ke PLN dengan jaminan pemerintah.

Bank Dunia, ADB, JICA, dan KfW berkomitmen memberikan pinjaman lima miliar dolar AS untuk selama lima tahun atau satu miliar dolar per tahun. Sementara, AFD berkomitmen 300 juta dolar.

Pinjaman tersebut dijadwalkan dimulai dari Bank Dunia pada semester pertama 2015 senilai Rp12 triliun per tahun selama lima tahun.

Komitmen pinjaman terutama untuk proyek transmisi dan pembangkit dengan sumber energi terbarukan.

Data tersebut juga menunjukkan, kondisi keuangan PLN diperkuat dengan PLN tidak diharuskan membayar deviden, subsidi langsung kepada konsumen listrik, dan penyesuaian tarif.

Target yang dicapai pada Desember 2015 adalah "return on asset" (RoA) delapan persen dan "debt to equity ratio" (DER) kurang dari 200 persen, sehingga margin ke pelanggan yang diperlukan mencapai 40 persen pada 2019.

Prognosa pada 2014 adalah RoA 2,2% dan DER lebih dari 225%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×