kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN catat pemulihan ekonomi mulai mendongkrak permintaan listrik


Kamis, 13 Mei 2021 / 16:38 WIB
PLN catat pemulihan ekonomi mulai mendongkrak permintaan listrik
ILUSTRASI. PLN catat pemulihan ekonomi mulai mendongkrak permintaan listrik


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemulihan ekonomi mulai mendongkrak permintaan listrik. Hal itu tercermin dari penjualan setrum PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Meski masih mencatatkan minus pada kuartal I-2021, penjualan listrik PLN perlahan mulai merangkak naik sejak bulan April lalu.

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN Bob Saril membeberkan, pada kuartal I-2021 penjualan listrik PLN masih minus 1,34% dibandingkan periode kuartal I 2020. Penurunan penjualan listrik masih terjadi pada semua segmen pelanggan.

Bob memerinci, penjualan listrik untuk segmen industri pada kuartal I 2021 tercatat sebesar 19,02 Terawatt hour (TWh), kemudian untuk segmen bisnis 9,92 TWh. Penjualan ke segmen rumah tangga mendominasi dengan 27,01 TWh.

Namun, penjualan listrik PLN hingga April 2021 sudah menunjukkan perbaikan. Bob bilang, penjualan listrik sudah bergerak ke level positif dengan naik 0,48% dibandingkan periode yang sama tahun 2020.

Baca Juga: PLN berkomitmen terus siaga menjaga pasokan listrik saat libur Idul Fitri

PLN memproyeksikan pertumbuhan penjualan untuk kuartal kedua akan tumbuh dibandingkan 2020 atau saat masa awal pandemi korona.

"Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan bulanan, dimana pada April ini untuk segmen Sosial, Bisnis, Industri, Publik dan Layanan Khusus sudah menunjukkan tren positif," ungkap Bob kepada KONTAN, Senin (10/5).

Konsumsi listrik untuk sektor industri dan bisnis sudah menunjukkan sinyal positif. Sebagai gambaran, dibandingkan April 2020, permintaan listrik untuk industri tumbuh hingga 20,27% pada April 2021. Begitu juga dengan segmen bisnis yang menanjak 15,92%.

Bob optimistis momentum pertumbuhan konsumsi listrik bisa terjaga dan terus berlanjut seiring pemulihan ekonomi. Hingga akhir tahun nanti, PLN pun yakin bisa kembali menorehkan pertumbuhan penjualan listrik setelah tahun lalu mencatatkan minus.

PLN membidik penjualan listrik 252,48 TWh pada tahun 2021 atau tumbuh 4,7% dibandingkan tahun lalu sebesar 241,14 TWh. Angka itu minus 0,79% dibandingkan penjualan tahun 2019.

Baca Juga: Pasokan listrik Jawa-Bali dipastikan aman jelang Idul Fitri

"Based kami ke tahun 2020, dimana penjualan listrik sangat rendah. Dengan melihat pertumbuhan ekonomi, indeks keyakinan konsumen serta kenaikan konsumsi dan substitusi impor dengan barang lokal, saya kira bisa (mencapai target)," ujar dia.

Untuk mencapai target tersebut, PLN menjalankan sejumlah strategi khususnya memberikan produk inovatif dan pelayanan yang lebih memudahkan pelanggan. Pemasaran pun terus intensif dilakukan ke sektor yang mengalami pertumbuhan, seperti pertanian, perikanan dan kesehatan.

Sebagaimana lazimnya, penambahan jumlah pelanggan akan menopang penjualan. Per tahun 2020 lalu PLN memiliki 78.663.155 pelanggan. Dengan porsi yang didominasi segmen rumah tangga (91,94%), industri (0,17%) dan komersial-bisnis (4,92%).

Baca Juga: Sepanjang Ramadan, transaksi zakat maal di Tokopedia meningkat hampir 3 kali lipat

Pada tahun ini, PLN menargetkan penambahan pelanggan 3.194.069 pelanggan. Per periode Q1-2021, pelanggan PLN sudah bertambah 856.264 atau setara 26,8 dari target.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai, mengacu kinerja pada Kuartal IV-2020, ekonomi Indonesia memang terlihat menggeliat. Adanya relaksasi pembatasan sosial membuat permintaan listrik komersial dan industri merangkak naik.

Namun, dia melihat masih butuh waktu untuk mengembalikan konsumsi listrik sampai ke level normal sebelum pandemi Covid-19.

Selanjutnya: Sektor-Sektor Usaha Ini yang Menyebabkan Pertumbuhan di Kuartal I Terkontraksi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×