kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN Jual Kredit Karbon Senilai Rp 37,5 M


Senin, 29 Juni 2009 / 07:36 WIB
PLN Jual Kredit Karbon Senilai Rp 37,5 M


Reporter: Gentur Putro Jati |

JAKARTA. PT PLN (Persero) mendapat keuntungan tambahan dari pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Gas (PLTMG) di Bontang, Kalimantan Timur.

Salah satunya, PLN bisa menjual sertifikat pengurangan emisi gas karbondioksida (carbon credit) yang dihasilkan pembangkit berkapasitas 14 Megawatt (MW) itu. Perdagangan kredit karbon PLN ini difasilitasi Agrinergy Pte. Ltd.

Vice President Lingkungan dan Keselamatan Ketenagalistrikan PLN Assistia J. Semiawan menjelaskan, pada akhir pekan lalu, PLN telah menandatangani Emission Reduction Purchase Agreement (EPRA) untuk proyek Clean Development Mechanism (CDM) PLTG Bontang bersama Managing Director Agrinergy Pte. Ltd Ben Atkinson. "Agrinergy akan memfasilitasi penjualan kredit karbon yang dihasilkan PLN," kata Assistia, akhir pekan lalu.

Perjanjian ini, kata Assistia, memungkinkan PLN untuk melakukan transaksi jual beli karbon kredit senilai Rp 37,5 miliar dalam jangka waktu 10 tahun terhitung mulai 2010. PLTMG Bontang itu sendiri mulai akan beroperasi pada Agustus 2009 mendatang.

Angka Rp 37,5 miliar mengacu pada kemampuan PLTMG itu dalam mengurangi emisi gas karbondioksida. Kata Assistia, PLTMG Bontang dapat mengurangi emisi karbon sebanyak 25.000 ton per tahun.

Jumlah itu tinggal dikalikan dengan harga kredit karbon di pasar dunia saat ini. Agrinery dan PLN menyekapati harga karbon senilai € 11 per ton. Dengan mengacu pada harga itu dan kemampuan PLTMG itu mereduksi gas karbon, dalam 10 tahun, PLN bisa mendapatkan sekitar Rp 37,5 miliar.

Perdagangan carbon credit merupakan implementasi Protokol Kyoto 1997. Setiap negara maju yang meratifiksi perjanjian ini memiliki batasan jumlah maksimum karbondioksida yang boleh mereka buang ke atmosfer.

Nah, perusahaan atau negara maju yang membuang emisi lebih tinggi daripada kuota mereka dapat mengurangi emisi mereka. Caranya, mereka mesti membeli carbon credit dari negara atau industri lain dari pasar emisi.

Transaksi kredit karbon ini biasanya difasilitasi oleh perusahaan-perusahaan perantara perdagangan kredit karbon seperti Agrienergy.

Menurut Assistia, kontrak jual beli kredit karbon proyek ini merupakan proyek Clean Development Mechanism (CDM) kesembilan PLN.

Sebelumnya, PLN juga telah meneken perjanjian jual beli kredit karbon yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga panas bumi. Antara lain di PLTP Kamojang IV dengan EcoSecurities, PLTP Lahendong II dengan World Bank, dan PLTP Lahendong III dengan Japan Carbon Fund.

Selain PLTMG dan PLTP, papar Assistia, PLN juga mengembangkan proyek CDM di pembankit tenaga air (PLTA) dan pembangkit tenaga minihidro (PLTM). Misalnya PLTA Genyem serta PLTM Lobong, Mongoango, dan Merasap.

"Proyek ini sejalan dengan misi PLN untuk menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan dan bukti komitmen pengurangan pencemaran," kata Assistia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×