kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

PLN siapkan desain boiler untuk PLTU Mulut Tambang


Kamis, 12 Maret 2015 / 11:05 WIB
PLN siapkan desain boiler untuk PLTU Mulut Tambang
ILUSTRASI. Bendera Rusia dan Ukraina terlihat di atas meja sebelum pembicaraan antara pejabat kedua negara di wilayah Gomel, Belarusia 28 Februari 2022. Sergei Kholodilin/BelTA/Handout via REUTERS


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Mesti Sinaga

JAKARTA. PT PLN menyatakan siap menyerap seluruh hasil produksi dari perusahaan pemegang konsesi  perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B).  

Perusahaan pelat merah ini juga siap membuat desain khusus boiler atau fasilitas ketel uap yang akan digunakan untuk proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sesuai kualitas batubara yang dihasilkan PKP2B.

Helmi Najamuddin, Kepala Divisi Batubara PT PLN, mengatakan, dalam lima tahun ke depan kebutuhan batubara PLN akan meningkat pesat seiring program pembangunan PLTU 25.000 MW.

Pada 2019 mendatang, kebutuhan batubara PLN diproyeksikan akan meningkat menjadi 200 juta ton. Sebagai perbandingan, tahun ini PLN membutuhkan batubara sebanyak 82 juta ton.

Oleh karena itu, PLN membutuhkan data cadangan, termasuk kualitas batubara yang dihasilkan perusahaan tambang batubara. "Kami akan menyediakan boiler untuk pembangkit sehingga sesuai dengan kualitas batubara yang diproduksi," kata Helmi  ketika dihubungi KONTAN, Rabu (11/3).

Selama ini, PLN kesulitan memperoleh akses data cadangan maupun kualitas batubara asal perusahaan tambang. Akibatnya, kerap kali kualitas bahan baku batubara di sekitar PLTU tidak sesuai kebutuhan.

Nah, dengan adanya sumber data akan sangat membantu mengkaji keekonomian proyek PLTU dan PLTU mulut tambang.

"Kalau produksi batubaranya spesifikasi low rank coal, ya harus disesuaikan ketika pembangunan mesin PLTU-nya. Selanjutnya, bagaimana cadangan di sana, minimal keekonomian pembangkit beroperasi paling tidak 30 tahun," jelas Helmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×