kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Politisi Hanura 'ditunjuk-tunjuk' presdir Freeport


Kamis, 09 Februari 2017 / 18:54 WIB
Politisi Hanura 'ditunjuk-tunjuk' presdir Freeport


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Anggota Komisi VII DPR sekaligus Politisi Partai Hanura, Mukhtar Tompo mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Chappy Hakim.

"Saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) selesai, Pak Chappy enggan bersalaman dan malah nunjuk-nunjuk saya. Itu perbuatan tidak menyenangkan buat anggota DPR," kata Mukhtar di Gedung DPR RI, Kamis (9/1).

Seperti diketahui, hari ini, Komisi VII DPR mengadakan RDP tertutup dengan perusahaan pertambangan khususnya perusahaan yang tengah membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter). Diantaranya Freeport, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), PT Vale Indonesia, PT Indoferro dan lainnya.

"Sampai sekarang saya masih bingung (kenapa Chappy marah), saya hanya menyampaikan jawaban terkait pembangunan smelter, karena dia tidak konsisten dengan jawabannya," tutur Mukhtar.

Menurut Mukhtar, Chappy Hakim menjawab pertanyaan dengan tidak konsisten. Chappy bilang, pembangunan smelter sudah mencapai 50%. Namun, setelah diketahui kondisi pembangunan smelter yang ada di Gresik baru mencapai 1%

"Nah, pas ditutup rapat ketok palu, saya mau jabat tangan. Saya mau ke Chappy, langsung dia tampik. Dia bilang, kau jangan macam-macam. Mana yang kau bilang tidak konsisten. Saya ini orang konsisten. Kemudian langsung pergi," tutur Mukhtar.

Seperti diketahui, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 01 Tahun 2017 Tentang Pelaksana Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba), apabila ingin mendapatkan kegiatan ekspor mineral mentah, perusahaan tambang diwajibkan membangun smelter dengan target waktu lima tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×