kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Primkopti DKI Jakarta Klaim Stok Kedelai Grade 1 Bagi Perajin Tahu Tempe Masih Aman


Senin, 25 Juli 2022 / 19:12 WIB
Primkopti DKI Jakarta Klaim Stok Kedelai Grade 1 Bagi Perajin Tahu Tempe Masih Aman
ILUSTRASI. Primkopti DKI Jakarta mengaku stok kedelai untuk kebutuhan bahan baku tahu tempe di wilayah Jakarta masih tergolong aman.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Primer Koperasi Perajin Tahu Tempe (Primkopti) DKI Jakarta mengaku stok kedelai untuk kebutuhan bahan baku tahu tempe di wilayah Jakarta masih tergolong aman. Lantas, para perajin tahu tempe di Jakarta diklaim tetap memperoleh kedelai impor grade 1 yang sesuai dengan peruntukannya.

Ketua Primkopti DKI Jakarta Sutaryo menyebut, para perajin tahu tempe di Jakarta masih konsisten memperoleh pasokan kedelai grade 1 di berbagai pasar. Tidak ada kendala pasokan kedelai sampai saat ini.

Tantangan yang dihadapi perajin tahu tempe saat ini lebih kepada harga kedelai yang tengah mengalami tren kenaikan, mengikuti tren di pasar global. “Idealnya bagi kami harga kedelai ada di level Rp 10.000 per kilogram. Tapi ternyata harga kedelai terus berfluktuasi dan sekarang ada di kisaran Rp 12.000 per kilogram,” ungkap dia.

Baca Juga: Ketika Pengrajin Tempe Tahu Gusar Peredaran Kedelai Impor Kualitas Pakan Ternak Marak

Biasanya, kebutuhan kedelai bagi para perajin tahu tempe di Jakarta ada di kisaran 6.000—8.000 ton per bulan. Kedelai-kedelai tersebut umumnya diimpor dari negara produsen seperti Amerika Serikat, Kanada, Brasil, dan Argentina.

Sebelumnya, Gabungan Koperasi Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) memprotes maraknya peredaran kedelai impor grade 2, 3, dan 4 di kalangan perajin tahu tempe Tanah Air. Padahal, kedelai dengan kualitas tersebut tidak cocok sebagai bahan pangan tahu tempe, melainkan lebih cocok untuk kebutuhan pakan ternak.

Alhasil, Gakoptindo sempat melayangkan surat protes terkait masalah tersebut ke Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Pertanian (Kementan) bulan Juni lalu. “Kedelai grade 2, 3, 4 ditemukan di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Untuk provinsi lainnya masih kami cek dahulu,” kata Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin, Senin (25/7).

Baca Juga: Pengrajin Tempe Tahu Resah Maraknya Kedelai Impor Grade 2,3,4

Pihak Gakoptindo pun masih menunggu respons pemerintah atas protes peredaran kedelai impor grade 2, 3, dan 4 di kalangan perajin tahu tempe.

Catatan Gakoptindo, Indonesia memiliki kebutuhan kedelai untuk bahan baku pembuatan tahu tempe atau grade 1 sebanyak 3 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 2,7 juta ton mesti diimpor dari luar negeri seperti AS, Brasil, dan Argentina. Indonesia hanya mampu memproduksi kedelai secara mandiri sekitar 300.000 ton.

Di luar itu, Indonesia juga mengimpor sekitar 4 juta ton kedelai grade 2, 3, dan 4 untuk kebutuhan pakan ternak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×