kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Produksi batubara tak terganggu virus corona, Toba Bara (TOBA) diversifikasi pembeli


Selasa, 10 Maret 2020 / 13:20 WIB
Produksi batubara tak terganggu virus corona, Toba Bara (TOBA) diversifikasi pembeli
ILUSTRASI. Tambang batubara milik Toba Bara


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus corona telah berdampak terhadap pasar dan harga komoditas energi, termasuk batubara. Apalagi, wabah virus corona menjangkiti China, yang memegang peranan besar terhadap pergerakan pasar batubara global.

Meski demikian, PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) mengaku masih belum terdampak kondisi tersebut. Corporate Secretary TOBA Pingkan Ratna Melati mengatakan, produksi batubara dalam dua bulan terakhir tidak mengalami gangguan.

Pingkan pun bilang bahwa Toba Bara belum berencana mengubah target produksi, yang ditetapkan dalam rentang 4 juta - 5 juta ton untuk tahun 2020. 

Baca Juga: Virus corona di Indonesia belum menjadi ancaman bagi proyek listrik Toba Bara (TOBA)

"Target produksi batubara TOBA sepanjang 2020 tidak mengalami perubahan, tetap di 4-5 juta ton. Sampai saat ini kegiatan produksi di dua bulan terakhir tidak terganggu oleh peristiwa virus corona," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (10/3).

Dari sisi penjualan pun tak ada masalah karena China bukan menjadi tujuan utama ekspor batubara TOBA. Meski tak merinci besaran volume dan porsi penjualannya, tapi Pingkan menyebut tiga negara tujuan terbesar batubara TOBA adalah Taiwan dan Malaysia. 

"Selain itu juga terdapat negara-negara lain seperti Thailand, Bangladesh dan Filipina," ungkap Pingkan.

Di sisi lain, TOBA juga mencanangkan strategi diversifikasi pasar untuk mengurangi risiko jika penjualan hanya tertuju pada pasar tertentu. "Untuk strategi pemasaran, sampai saat ini masih menggunakan pendekatan diversifikasi negara tujuan untuk menghindari risiko konsentrasi ke satu negara tertentu," terangnya.

Terkait dengan harga, kenaikan Harga Batubara Acuan (HBA) dalam dua bulan terakhir belum dapat menggambarkan pergerakan harga ke arah yang positif. Pingkan bilang, pada bulan Februari lalu, permintaan dari China masih terhitung tinggi disebabkan oleh libur tahun baru Imlek dan belum stabilnya pasokan batubara domestik di Negeri Tirai Bambu tersebut.

"Pada saat itu industri tambang batubara Tiongkok belum beroperasi penuh. Menurut kami kenaikan HBA belum dapat dijadikan sebagai acuan penguatan harga batubara di Semester I khususnya. Karena HBA pada dasarnya diperoleh dari rata-rata indeks pada bulan sebelumnya," jelas Pingkan.

Baca Juga: Toba Bara (TOBA) belum tentu naikkan produksi batubara meski ada opsi perubahan kuota

Asal tahu saja, harga batubara yang tercermin dari Harga Batubara Acuan (HBA) naik tipis dalam dua bulan terakhir. Pada Februari, HBA naik tipis 1,45% dari bulan sebelumnya menjadi US$ 66,89 per ton. Sementara HBA Maret tercatat US$ 67,08 per ton, naik tipis sebesar 0,28%.

Namun, Pingkan menyatakan bahwa dampak virus corona mulai terasa di bulan ini dengan harga yang terkoreksi. "Dampak corona menurut kami mulai tergambar di mana harga batubara di bulan Maret sudah mulai mengalami koreksi," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×