Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memproyeksikan pasar sepeda motor dalam negeri bakal melemah di tahun ini. Adapun perkiraannya terjadi penurunan sekitar 25%-30% dibandingkan tahun lalu.
Menurut Hari Budianto, Sekretaris Jenderal (Sekjen) AISI, sejak Januari tahun ini penjualan motor memang mengalami penurunan. "Di bulan Maret 2020 juga terkoreksi cukup signifikan, untuk datanya kami masih kumpulin," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (9/4).
Baca Juga: Ada penghentian produksi sementara, Yamaha pastikan stok aman
Sebelumnya AISI sempat membidik volume penjualan motor tahun ini sekitar 6,3 juta unit - 6,4 juta unit, dengan wabah yang mendera dunia target tersebut dinilai sudah tidak relevan lagi. Melemahnya pasar menyebabkan Agen Pemegang Merek (APM) mengurangi produksi di pabriknya masing-masing.
Hari menyebutkan, lini produksi masih berjalan dan jumlahnya tergantung kebijakan masing-masing APM. Yang pasti jumlahnya disesuaikan dengan pasar yang cenderung turun, belum lagi untuk mencegah virus corona pembatasan kerja harus dilakukan.
"Jadi pabrik tetap jalan, cuma shift kerja dikurangi. Dan ada pembagian tugas, beberapa karyawan harus work from home atau diterapkan sistem piket siapa yang harus masuk kantor atau pabrik," terang Hari. Soal stok barang, AISI yakin posisinya masih aman sepanjang bulan April dan beberapa waktu mendatang.
Industri sepeda motor berharap wabah tak berlangsung lama agar pemulihan industri ini cepat berlangsung. Sebab di belakang industri otomotif ini ada banyak layer, mulai dari sektor logam dasar, komponen sampai leasing.
"Hampir 2 juta pekerja terlibat secara langsung maupun tidak langsung oleh industri ini. Semakin cepat berlalu (wabah), maka gerbong industri dapat jalan lebih cepat lagi," terang Hari.
Baca Juga: Penjualan mobil berpotensi anjlok 40%, APM akan revisi target
Pemerintah sebelumnya lewat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengusulkan agar ada stimulus berupa pembebasan bea masuk impor untuk komponen otomotif.
Menurut AISI, jika relaksasi tersebut dapat direalisasikan akan sangat membantu industri ini, dimana kaitannya industri komponen otomotif akan sangat bergantung membeli bahan baku dengan dolar Amerika Serikat (AS). Dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang anjlok, hal tersebut menambah beban produksi komponen.
Baca Juga: Kemenperin usul stimulus untuk industri otomotif di tengah pandemi covid-19
Sementara perusahaan pabrikan motor enggan menaikkan harga jual kendaraan di tengah pandemi ini, sebab khawatir daya beli belum stabil dan makin memberatkan konsumen. Salah satu produsen motor terbesar Indonesia ialah PT Astra Honda Motor, anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) itu punya kapasitas terpasang 5,8 juta unit per tahunnya.
Boy Kelana Soebroto, Head of Corporate Communication ASII mengatakan seluruh pabrikan otomotif Astra baik roda dua maupun roda empat tetap beroperasi. "Tetapi jumlahnya saja yang disesuaikan dengan situasi saat ini (wabah covid-19)," ujarnya, Rabu (8/4).
Sayangnya manajemen belum dapat merinci besaran penurunan produksi motor di tahun ini. Dari segi penjualan, tahun lalu penjualan motor Honda mencapai 4,9 juta unit atau menguasai pangsa pasar domestik sekitar 76,5% dengan pertumbuhan 3% dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga: Produksi mobil nasional juga tak kebal dari pandemi virus corona
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News