kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Produksi karet bakal melar tahun depan


Jumat, 17 Desember 2010 / 11:03 WIB
Produksi karet bakal melar tahun depan


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina, Asnil Bambani Amri | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Para pengusaha karet di Indonesia bisa tersenyum lebar pada tahun 2011 nanti. Pasalnya, Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) memprediksi, produksi karet akan naik 7%-8% menjadi 2,9 juta ton.

Hingga Oktober tahun ini, produksi karet Indonesia sudah mencapai 2,4 juta ton. Prediksi Gapkindo, hingga akhir tahun ini, produksi karet bisa mencapai 2,8 juta ton. "Itu hitungan optimistisnya, kalau pesimistisnya adalah 2,7 juga ton", kata Ketua Gapkindo, Asril Sultan Amir,
Kamis (16/12).

Gapkindo tidak sembarangan mematok kenaikan target produksi tahun 2011 nanti. Ada beberapa alasan yang memicu kenaikan produksi karet di Indonesia. Pertama, permintaan dari importir karet, terutama dari negara-negara di kawasan Asia Pasifik meningkat.

Di kawasan Asia Tenggara misalnya, pada tahun ini, permintaan karet alam meningkat cukup tinggi seiring peningkatan produksi mobil sebesar 20% dibanding tahun 2009.

Permintaan dari India juga naik menjadi 180.000 ton dari tahun 2009 yang hanya 100.000 ton. Negara-negara lain seperti Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara di Eropa juga meningkatkan volume impor karet hingga 22%-40%, dibanding tahun 2009.

Kondisi ini sedikit banyak mendongkrak ekspor karet alam Indonesia. Pada periode Januari-Oktober 2010 ini, jumlah ekspor karet alam telah mencapai 2,01 juta ton dan diprediksi naik menjadi 2,4 juta ton pada akhir tahun.

Jumlah ini naik dari tahun 2009 yang saat itu volume ekspor karet alam Indonesia sebanyak 1,9 juta ton. "Tahun depan, ekspor akan naik hingga 7%-8%. Hal ini ditunjang kondisi negara-negara yang sudah tumbuh kembali paska krisis 2008," tambah Asril.

Kebutuhan domestik

Faktor lain yang memicu kenaikan produksi ini adalah meningkatnya konsumsi karet domestik. Direktur Eksekutif Gapkindo, Suharto Honggokusumo memperkirakan, kebutuhan karet dari domestik tahun ini sudah menyentuh 420.000 ton, dan diprediksi akan meningkat menjadi 460.000 ton tahun depan. Tingginya kebutuhan karet dalam negeri banyak dipicu oleh kenaikan permintaan dari produsen ban seperti Gajah Tunggal, Bridgestone, dan Sumi Rubber (Dunlop). Selain itu, produsen ban di Indonesia juga bertambah. Agustus 2010, Hankook Tire asal Korea Selatan masuk ke Indonesia dan berinvestasi sekitar US$ 1,2 miliar.

Tingginya permintaan karet alam, baik domestik maupun ekspor didukung oleh kondisi cuaca yang cukup bersahabat untuk menggenjot produksi karet. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memang telah memprediksi bahwa awal tahun 2011, curah hujan di Indonesia akan lebih tinggi sebagai efek La Nina moderate.

Namun, menurut Asril, cuaca yang tidak bersahabat ini hanya mengganggu daerah-daerah produsen karet yang berada di selatan garis khatulistiwa, seperti Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatra Selatan, dan Lampung. Produksi karet di daerah lain yang berada di utara khatulistiwa seperti seperti Aceh, Sumatra Utara, dan Kalimantan Barat, aman dari gangguan cuaca.

Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan, Kementerian Perdagangan Yamanah A.C justru tidak sependapat. Menurut Yamanah, produksi karet tahun depan akan turun lantaran faktor gangguan cuaca. Meski begitu, lantaran masih tingginya permintaan, harga karet masih tetap akan naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×