kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi lada diprediksi turun di tahun ini


Rabu, 11 September 2013 / 17:11 WIB
Produksi lada diprediksi turun di tahun ini
ILUSTRASI. Inilah 5 Cara Menggunakan Toner dengan Benar, Cobain Yuk!


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Di tengah upaya pemerintah untuk mengintensifkan lahan pertanian lada, International Pepper Community (IPC) memprediksikan produksi lada sepanjang 2013 ini turun.

Dari data IPC, produksi lada diperkirakan hanya mencapai 61.000 metrik ton, terdiri atas 40.000 metrik ton lada hitam, dan 21.000 metrik ton lada putih.

Untuk itu, Direktur Eksekutif IPC S Kannan mengharapkan, pemerintah terus menggenjot produksi lada ini. "Harga yang bagus dapat tetap terjaga jika pasokan terjaga," kata Kannan saat peluncuran ulang situs internet IPC di Jakarta, Rabu (11/9/2013).

Dengan turunnya produksi, otomatis volume ekspor akan terpengaruh. Sepanjang 2013, ekspor lada diperkirakan sebesar 48.000 metrik ton. Padahal pada 2012, ekspor (angka prediksi) mencapai 62.600 metrik ton dengan nilai ekspor mencapai 423,5 juta dollar AS.

Sementara itu, Dirjen Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo mengatakan, produksi lada sepanjang 2012 mencapai 75.000 metrik ton. "Produksi lada 2012 naik 60 persen dibanding tahun 2011," ujar Iman.

Sebagai informasi, sejak Januari 2012 hingga Agustus 2013, harga lada mengalami pasang surut, antara Rp 50.000 dan Rp 60.000 per kilogram untuk lada hitam, dan Rp 75.000-Rp 85.000 per kilogram untuk lada putih.

Pada pekan pertama September, harga lada naik menjadi Rp 69.000 per kilogram untuk lada hitam, dan Rp 92.000 per kilogram untuk lada putih.

Kepala Promosi dan Komunikasi Pemasaran Asosiasi Eksportir Lada Indonesia (AELI) Yuliani Widjaja menambahkan, mengingat kenaikan permintaan lada dunia rata-rata hanya lima persen per tahun, pemerintah perlu mengajak petani fokus pada lada. Ia pun berharap petani tidak lagi bercocok tanam dengan sistem tumpang sari. (Estu Suryowati/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×