kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produktivitas meningkat, produksi kakao tahun ini diperkirakan naik jadi 350.000 ton


Minggu, 11 November 2018 / 08:26 WIB
Produktivitas meningkat, produksi kakao tahun ini diperkirakan naik jadi 350.000 ton
ILUSTRASI. Sentra Perkebunan Kakao di Sulawesi


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Kakao Indonesia (Dekaindo) memprediksi produksi biji kakao secara nasional akan meningkat 16,6% hingga akhir tahun ini menjadi 350.000 ton dibandingkan tahun 2017 yang sebanyak 300.000 ton. Peningkatan produksi ini lantaran ada perbaikan tanam yang dilakukan petani.

“Beberapa daerah, petaninya sudah melakukan perbaikan dan ini lumayan bagus untuk peningkatan produksinya,” kata Ketua Umum Dewan Kakao Indonesia (Dekaindo) Soetanto Abdoellah kepada Kontan.co.id, Sabtu (10/11).

Produktivitas perkebunan kakao juga naik tipis menjadi 803 kilogram per hektare dari tahun lalu yang hanya 802 kg per ha. Menurut Soetanto produksi kakao tertinggi terjadi di kawasan yang sudah mulai merawat perkebunannya misalkan Lampung, Kalimantan Timur, Jogjakarta, Jawa Timur dan Sumatra Barat.

“Kalimantan Timur yang semula bukan daerah sentra produksi sekarang mulai menjadi sentra produksi. Mereka mulai merawat perkebunan kakaonya sehingga produktivitasnya naik,” ungkapnya.

Data Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian menyebutkan tahun 2018 produksi kakao diprediksi naik 4,12% menjadi 686.964 ton dari prouduksi tahun 2017 sebesar 659.776 ton. Menurut Soetanto perbedaan data ini karena bijih kakao yang dihitung masih mengandung kadar air.

“Kebanyakan petani kita itu menjual dengan kadarair diatas standar internasional, antara 20%-15%,” jelasnya.

Sementara standar internasional untuk kadar air biji kakao adalah 7%-8%, atau dengan pengeringan maksimal, kakao memiliki kadar air 3,5%.

Dari tahun 2013 produksi kakao terus mengalami kenikan, hanya saja sempat turun di tahun 2015 9,8% yakni 593.331 dibandingkan tahun 2014 yaitu sebesar 728.414 ton. Penurunan ini dinilai akibat penurunan luas area yang terjadi saat itu dimana sejumlah lahan tidak terawat sehingga produktivitas menurun yakni 775 kg per ha dibandingkan 2014 yaitu 803 kg per ha.

Sementara itu penurunan luas area juga terjadi pada tahun 2015 yakni 1.709.284 ha dibanding tahun 2014 yakni 1.727.437 ha. Tahun 2018, luas area perkebunan kakao naik menjadi 1.744.162 ha diandingkan tahun 2017 yakni 1.730.002 ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×