Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Delapan bulan setelah memulai konstruksi, progres proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Unit II berkapasitas 1.000 megawatt (MW) milik Cirebon Power kini mencapai 15,7%. Mereka mengerjakan proyek tersebut melalui entitas bernama PT Cirebon Energi Prasarana sejak 9 November 2017.
Sesuai rencana awal, Cirebon Electric menargetkan seluruh proses konstruksi akan rampung dalam 51 bulan atau sekitar tahun 2021. Nanti, produksi setrum pembangkit listrik itu masuk dalam sistem kelistrikan Jawa-Madura-Bali atau Jamali.
Heru Dewanto, Presiden Direktur PT Cirebon Energi Prasarana menyebutkan, proyek PLTU Unit II mengusung teknologi ultra supercritical. "Dibandingkan dengan teknologi lain di Indonesia, kami lebih efisien dalam teknologi batubara bersih ini," ungkap dia, saat ditemui KONTAN, Jumat (20/7).
Selain ultra supercritical, ada pula teknologi super critical dan sub-critical. Sebagai perbandingan, tingkat efisiensi teknologi sub-critical sekitar 33% hingga 34%, sedangkan teknologi super-critical 37%. Adapun teknologi ultra supercritical bisa memiliki tingkat efisiensi hingga 39%–41%.
Teknologi dalam proyek PLTU Unit II tersebut lebih tinggi dibanding proyek sebelumnya, yakni PLTU Unit I berkapasitas 1x660 MW yang dikerjakan PT Cirebon Electric Power. Pasalnya, PLTU Unit I mengusung teknologi super critical. Cirebon Electric dan Cirebon Energi adalah sister company di bawah payung Cirebon Power.
Cirebon Electric merupakan perusahaan konsorsium multinasional yang terdiri dari Marubeni Corporation, Indika Energy, Korean Midland Power (KOMIPO) serta Samtan Corporation. Sementara Cirebon Energi berisi konsorsium Cirebon Electric plus perusahaan asal Jepang, yang bernama JERA Co Inc.
Pemimpin konsorsium Cirebon Energi adalah Marubeni dengan total kepemilikan hingga 35%. Nilai proyek pembangkit listrik tersebut mencapai US$ 2,1 miliar.
"Sedangkan untuk kontraktornya adalah Hyundai, Mitsubishi-Hitachi dan Toshiba," terang Heru.
Berdasarkan catatan KONTAN, PLTU Unit II membutuhkan pasokan sebanyak 3,2 juta ton batubara per tahun. Adapun jenis kalori batubaranya adalah 4.500 kilo kalori per kilogram (kkal).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News