kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.378.000   -2.000   -0,08%
  • USD/IDR 16.689   13,00   0,08%
  • IDX 8.530   7,70   0,09%
  • KOMPAS100 1.181   0,72   0,06%
  • LQ45 857   -0,35   -0,04%
  • ISSI 301   1,30   0,43%
  • IDX30 442   -1,53   -0,35%
  • IDXHIDIV20 512   -0,66   -0,13%
  • IDX80 133   0,18   0,13%
  • IDXV30 136   0,08   0,06%
  • IDXQ30 142   -0,12   -0,09%

Trakindo Lirik Peluang dari Bisnis Rental Alat Berat di Tengah Efisiensi Industri


Rabu, 26 November 2025 / 09:34 WIB
Trakindo Lirik Peluang dari Bisnis Rental Alat Berat di Tengah Efisiensi Industri
ILUSTRASI. PT Trakindo Utama melirik peluang bisnis rental alat berat sebagai strategi efisiensi di tengah dinamika ekonomi 2025


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trakindo Utama (Trakindo) melirik peluang dari bisnis penyewaan alat berat. Rental alat berat semakin diminati oleh pelaku industri karena bisa menjadi salah satu strategi efisiensi di tengah efek dinamika ekonomi dan geo-politik yang membayangi dunia usaha.

Chief Operating Officer - Power Systems & Marketing Services Trakindo, David Freddynanto melihat prospek industri dan pasar alat berat masih cukup menjanjikan. Perusahaan penyedia solusi alat berat Caterpillar ini pun siap mengucurkan investasi dan menggelar strategi bisnis yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

Di samping penjualan unit baru, Trakindo juga menawarkan solusi penyewaan.

"Kami melihat market masih promising. Kami akan menyesuaikan dengan potensi yang ada di pasar. Kalau butuh investasi yang baru, kami akan ikuti. Kalau untuk kebutuhan jangka pendek, ada solusi rental. Kontribusi keduanya sangat promising," kata David di agenda Bincang PERSpektif Trakindo pada Selasa (25/11/2025).

Baca Juga: Korea Selatan Pensiunkan 41,2 GW PLTU, Ekspor Batubara RI Berpotensi Tertekan

General Manager Rental & Used Equipment Trakindo, Rozy Andrianto menjelaskan di tengah dinamika ekonomi dan geo-politik, efisiensi menjadi strategi penting dalam menjaga produktivitas serta daya saing bisnis.

Di sektor yang mengandalkan alat berat, pengelolaan aset dan penggunaan teknologi digital menjadi dua pilar penting dalam mendukung efisiensi dan keberlanjutan industri.

“Trakindo optimistis penerapan strategi efisiensi yang tepat dapat membawa pelanggan menuju bisnis yang lebih berkelanjutan. Kami menghadirkan Trakindo Rental dengan menyediakan solusi penyewaan alat berat lengkap dan siap pakai untuk mendukung kelancaran proyek pelanggan di berbagai sektor, mulai dari konstruksi, kehutanan, pertanian, hingga pertambangan,” ujar Rozy.

Dengan jaringan lebih dari 75 lokasi di seluruh Indonesia, Trakindo Rental menawarkan pelanggan untuk memperoleh alat berat Caterpillar di mana pun wilayah operasinya. Setiap unit yang disewakan merupakan peralatan baru berusia muda dan dilengkapi teknologi terbaru untuk menjamin kinerja maksimal serta efisiensi operasional tinggi.

Trakindo Rental menawarkan pilihan yang beragam. Mulai dari excavator berkapasitas 5 ton ke atas, compactor, dozer, hingga berbagai peralatan pendukung proyek lainnya. Trakindo juga menyediakan opsi rental jangka pendek maupun panjang yang fleksibel sesuai kebutuhan dan anggaran proyek.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Operasi PT Ksatria Mitra Kontraktor Indonesia (KMKI) Bhondan Suryo Bhroto mengatakan bahwa strategi efisiensi krusial bagi industri pengguna alat berat untuk meningkatkan produktivitas proyek secara menyeluruh. Strategi ini penting untuk menopang daya saing dan profitabilitas jangka panjang.

Dengan kontrak jasa pertambangan sekitar tiga hingga empat tahun, sewa alat berat menjadi salah satu opsi untuk mencapai efisiensi dengan tetap menjaga produktivitas. Adapun, KMKI menggarap proyek di wilayah Weda sebagai salah satu kontraktor tambang nikel.

Baca Juga: Pertamina Terima Pembayaran Kompensasi Energi Kuartal I-2025

"Strategi pengelolaan aset melalui sistem rental menjadi pilihan untuk menjawab kebutuhan efisiensi perusahaan. Melalui sistem ini, kami bisa menekan biaya pemeliharaan, penyimpanan, dan penggantian alat yang menurun kinerjanya, sekaligus memastikan alat berat selalu dalam kondisi prima tanpa terbebani investasi besar di awal,” terang Bhondan.

Prospek Industri Alat Berat

Ketua IV Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) Immawan Priyambudi menerangkan bahwa strategi efisiensi kini menjadi bagian penting dalam menjaga kelincahan bisnis di tengah fluktuasi proyek.

Lebih dari sekadar pemotongan biaya, strategi efisiensi kini telah berevolusi menjadi jauh lebih luas dan strategis, mencakup optimalisasi penggunaan teknologi dan strategi pengelolaan aset.

"Pemanfaatan teknologi digital mampu mentransformasi alat berat dari mesin biasa menjadi aset yang terhubung, terkelola, dan terprediksi. Di sisi lain, strategi pengelolaan aset seperti rental kini menawarkan fleksibilitas, memungkinkan perusahaan menekan biaya perawatan, penyimpanan, dan penggantian alat yang menurun kinerjanya, sehingga mereka dapat fokus pada peningkatan efisiensi dan kualitas pekerjaan,” terang Immawan.

Secara industri, Immawan mengungkapkan pada periode semester I-2025, penjualan unit baru alat berat mampu melonjak sekitar 31% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hanya saja, permintaan alat berat mulai melandai sejak memasuki semester kedua

Baca Juga: Laba Pertamina Sentuh Rp 34 Triliun hingga September 2025: Efisiensi Kuncinya

Immawan menyoroti dua faktor utama yang menekan permintaan alat berat pada paruh kedua 2025. Pertama, penurunan harga komoditas tambang. Meski ada lonjakan permintaan dari sektor kehutanan dan perkebunan seiring dengan proyek lumbung pangan (food estate), tapi sektor pertambangan masih cukup dominan menyetir permintaan alat berat. 

Secara nilai, Immawan menggambarkan bahwa 60% - 70% penjualan alat berat masih didominasi oleh sektor pertambangan. Kedua, Immawan menyoroti persaingan yang semakin sengit di industri alat berat, terutama dengan semakin marak penetrasi merek alat berat dari China.

Immawan memproyeksikan, penjualan alat berat baru sampai akhir tahun 2025 mencapai sekitar 23.000 unit. Jika dibandingkan dengan capaian 2024, volume penjualan alat berat diproyeksikan akan turun sekitar 5%.

Setelah mengalami kontraksi pada tahun ini, Immawan memperkirakan permintaan alat berat bakal naik pada tahun 2026. Meski, level pertumbuhannya hanya moderat pada kisaran 5% - 10% dibandingkan tahun ini.

"Melihat situasi politik - ekonomi, kami juga tidak berharap ada growth yang cukup tinggi. Tapi kami melihat ada sedikit optimisme di sana, karena masih ada proyek-proyek strategis pemerintah yang menjadi peluang cukup besar untuk menggerakkan industri alat berat. Perkiraan tahun depan (tumbuh) 5%-10%," terang Immawan.

Selain permintaan dari sektor tambang, proyek strategis pemerintah juga menjadi incaran para pelaku industri alat berat. Antara lain proyek tanggul laut raksasa (giant sea wall), food estate, serta proyek infrastruktur, termasuk pembangunan jalan tol.

Selanjutnya: Daftar Kode Redeem Hypershot Roblox November 2025 Bisa Dapat Coin dan Gem Gratis!

Menarik Dibaca: Cara Mematikan Autocorrect di Android dan iPhone, Ini Dia Langkah Mudahnya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×