kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek listrik gas bumi membetot korporasi besar


Sabtu, 27 Desember 2014 / 00:30 WIB
Proyek listrik gas bumi membetot korporasi besar
ILUSTRASI. Citra Garden City Bidik Penjualan 20%-30% Tahun ini


Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai menebar lelang pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di 25 wilayah kerja di seluruh Indonesia. Harapannya: pemenang bisa ditetapkan tahun depan.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana bilang, rencana lelang ini sejatinya sudah ada sebelum pemerintah mengumumkan program percepatan pembangunan pembangkit listrik 35.000 Mega Watt (MW).

Makanya, proyek ini akan lebih mempercepar target proyek listrik tersebut. Menurutnya, kapasitas total listrik dari PLTP yang dilelang memang relatif kecil, cuma sekitar 1.180 (MW). Namun proyek listrik panas bumi ini lebih murah dari sisi biaya energi, dan lebih ramah lingkungan, ketimbang pembangkit batubara maupun diesel.

Adapun potensi listrik terbesar ada di wilayah kerja panas bumi ada di Gunung Lawu dengan kapasitas 165 MW. Sedang ada lima wilayah kerja panas bumi lainnya memiliki potensi 110 MW.

Banyak peminat General Manager Policy,Government and Public Affair PT Chevron Geothermal Indonesia (CGI) Paul Mustakim menyatakan, pihaknya tertarik dengan wilayah kerja panas bumi (WKP) yang memiliki potensi listrik besar dan bagus dalam pengembangannya. Ia memastikan, Chevron akan mengikuti tender 25 wilayah kerja panas bumi itu. "Nanti kami akan melihat lebih dulu WKP mana yang akan ditenderkan, dokumen yang diperlukan, kualitas WKP seperti apa," imbuhnya.

Sebelumnya, CGI telah memenangkan tender WKP Gunung Ciremai yang digelar Pemda Jawa Barat dengan kapasitas 2x55 MW. Rencananya PLTP Ceremai akan beroperasi pada 2020 nanti dengan investasi US$ 390 juta sampai US$400 juta. Di sisi lain, CGI juga sudah mengembalikan WKP Souh Sekincau dengan potensi 220 megawatt (MW).

Berdasarkan hasil lelang, listrik dari PLTP Suoh Sekincau dijual CGI sebesar US$ 6,9 sen per kilowatt hour (kWh) kepada PLN. Namun, pengembangan dihentikan karena CGI tidak menemukan cadangan uap yang ekonomis untuk diteruskan.

Senior Representative Management Star Energy Sanusi Satar juga menyatakan bahwa Star Energy berminat untuk mengikuti tender 25 wilayah kerja panas bumi itu pada tahun 2015 nanti. Apalagi saat ini tarif listrik dari PLTP sudah cukup bagus. "Kami kan ingin terus bertumbuh, karena itu kami ikut tendernya," tegas dia.

Sanusi juga yakin, dari sisi pendanaan perusahaan tempatnya berkarir juga tidak akan mengalami kesulitan. Hanya saja, Sanusi meminta, pemerintah bersedia memberikan insentif yang diperlukan agar pengembang listrik swasta bersemangat membangun PLTP. Salah satu insentif yang diminta adalah pembebasan pajak impor.

Pasalnya, nyaris semua peralatan pembangkit panas bumi harus impor. "Investasi awal pasti sangat besar. Kami berbeda dengan industri migas yang mendapatkan cost recovery," katanya.

Saat ini Star Energy memiliki dua wilayah kerja panas bumi, yakni di PLTP Jailolo berkapasitas 10 MW di NTT dan PLTP Wayang Windu berkapasitas 227 MW.

Sementara itu, Kepala Hubungan Masyarakat PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) Hendi Suhendi menuturkan, PGE belum berminat untuk mengikuti tender. Sebab, PGE masih fokus mengembangkan delapan WKP yang sudah ditangan. n 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×