kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ratusan perusahaan menyelundupkan timah


Rabu, 18 Mei 2016 / 12:53 WIB
Ratusan perusahaan menyelundupkan timah


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan,  257 perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) timah di Bangka Belitung, belum berstatus clean and clear (CnC). Perusahaan tersebutlah yang diduga menyelundupkan timah ke luar negeri.

Inspektur Jenderal Kementerian ESDM Mochtar Husein menyatakan, saat ini ada 755  pemegang IUP Operasi Produksi di Bangka Belitung. Namun hanya 498 perusahaan yang mengantongi CnC.  

Temuan itu merupakan hasil audit terhadap 47 smelter timah, guna menelusuri dugaan penyelundupan timah. Audit itu sudah dilakukan sejak awal tahun ini. "Nah yang tidak CnC ini tidak terkendali. Kenapa masih banyak penyelundupan, itu akibat dari yang belum CnC," ungkapnya di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (17/5).

Sejauh ini belum jelas jumlah produksi timah dari perusahaan yang belum CnC tersebut. Mochtar juga menyatakan belum bisa mengungkap asal bahan baku dan produksi. 47 smelter di wilayah Bangka Belitung. Sebab, dari jumlah itu, hanya 29 smelter yang aktif berproduksi.

Dia menyatakan, pihaknya tidak bisa membendung aksi penyelundupan yang disinyalir dilakukan sejak tahun 2013. Pasalnya otoritas Bea Cukai yang punya kuasa meminimalisir penyelundupan tersebut.  "Kami tidak ditugaskan untuk memberantas karena itu ada di Bea Cukai," tandasnya.

Pengusutan terhadap asal usul bahan baku smelter timah juga menemui hambatan. "Ada batasan-batasan yang kami alami. Pertama karena tidak melibatkan Kementerian Perindustrian sehingga ada data terkait perizinan smelter yang tidak kami peroleh. Kedua dengan pemerintah daera, kami tidak bisa leluasa masuk ke smelter," terangnya.

Untuk menggali data, Kementerian ESDM berusaha mendapatkan data bahan baku dan produksi timah dari Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) . Maklum, saat ini semua industri timah menggunakan bahan baku timah batangan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×