kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Realisasi DMO batubara per September masih di bawah target


Senin, 15 Oktober 2018 / 20:44 WIB
Realisasi DMO batubara per September masih di bawah target
ILUSTRASI. Kapal tongkang batubara


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi produksi batubara hingga September 2018 masih dibawah target. Dari 506,9 juta ton target produksi tahun ini, realisasinya baru sekitar 62,95% atau setara dengan 319,08 juta ton. Data realisasi produksi per Agustus berada di angka 311,88 juta ton. Artinya, dalam sebulan produksi hanya naik sekitar 8 juta ton.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim, realisasi yang baru berkutat di angka itu terjadi karena belum dilakukannya rekonsiliasi data, khususnya dengan para pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Daerah dimana data rekonsiliasi terakhir baru sampai akhir Juni.

Dari produksi sejumlah 319,08 juta ton tersebut, sebesar 74,86 juta ton ditujukan untuk memenuhi Domestic Market Obligation (DMO). Jumlah itu masih sekitar 61,45% dari target tahunan yang dipatok di angka 121 juta ton.

Sementara data yang dipublikasikan Kementerian ESDM per bulan Agustus, penjualan domestik sudah ada di angka 102,75 juta ton. Perbedaan angka ini, menurut Kepala Subdirektorat Pengawasan Usaha Operasi Produksi dan Pemasaran Batubara Ditjen Minerba Kementerian ESDM Dodik Ariyanto, terjadi karena adanya perbedaan metode pencatatan.

Dodik bilang, angka 102,75 juta ton per Agustus merupakan penjualan domestik baik ke end user maupun ke trader lokal. Sedangkan angka 74,86 juta ton per September merupakan DMO yang hanya dijual kepada end user.

“Angka ini (102,75 juta ton) penjualan ke pasar domestik, ada sebagian yang diekspor oleh trader. Sedangkan DMO 74,86 juta ton adalah jumlah batubara yang dijual hanya untuk dan kepada end user domestik” kata Dodik kepada Kontan.co.id, Minggu (15/10).

Dari jumlah tersebut, Dodik menyebut, 60,6 juta ton batubara diserap untuk keperluan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Adapun, menurut Kepala Divisi Batubara PLN Harlen jumlah tersebut masih cukup untuk memenuhi kebutuhan PLN dengan stok yang ideal.

“Saat ini pasokan cukup lancar dan cuaca normal (tidak menjadi kendala) stok terus kita tingkatkan untuk antisipasi musim hujan,” kata Harlen saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (15/10).

Harlen menjelaskan, saat ini stok mendekati ideal dengan rata-rata di atas 20 hari. Sedangkan stok dinilai kritis jika sudah di bawah 15 hari. “Rata-rata stok di atas 20 hari. Ada unit yang stok dibawah 15 hari, tapi saat ini antrian kapal sudah ada beberapa di sana,” tambahnya.

Sementara itu, Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengungkapkan bahwa pihaknya akan mendorong pemenuhan DMO sesuai target. Hal ini utamanya dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan PLN, yakni sebesar 92 juta ton pada tahun ini. “Yang jelas kan sudah di atas 50%. Ya harus sampai, kebutuhan PLN kan nggak bisa turun,” ungkapnya.

Namun, Bambang masih enggan menjelaskan bagaimana detail pemberian sanksi bagi perusahaan batubara yang tidka memenuhi kewajiban DMO. Adapun, pihaknya akan melihat dulu realisasi produksi dan pemenuhan DMO setelah ada rekonsiliasi data. “Ya nanti kita lihat betul, sekarang kan masih belum dihitung semua sampai akhir triwulan ketiga,” tambahnya.

Bambang mengklaim, dengan adanya transfer kuota yang sudah berjalan, para pengusaha batubara akan mematuhi kewajiban 25% DMO dari total produksinya. Dengan cara ini, ia optimistis, kebutuhan PLN dan target DMO tahun ini bisa terpenuhi. “Semoga, harusnya begitu. Mereka juga kan bisa transfer kuota. Sehari juga bisa selesai, masalah dokumen saja, udah jalan” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×