Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Network effect
Selain itu, Gojek dinilai lebih tinggi karena memiliki nilai network effect yang lebih besar ketimbang perusahaan konvensional yang berdiri sendiri (stand alone). Network effect itu bisa dilihat pada jejaring super apps-nya yang menyatukan ekosistem pemilik warung, pengemudi, restoran, dan sebagainya.
"Memang benar, platform tidak untung dan bakar duit terus. Ada yang menuding valuasinya manipulatif. Pokoknya platform ini dihadang terus sama perusahaan yang stand alone. Tapi mereka (platform) efeknya banyak, melibatkan UKM, membuka lapangan kerja. Lihat berapa banyak yang terbantu," ucap Rhenald. "Ini yang dibilang Presiden Joko Widodo, gunakan cara-cara baru dalam berbisnis," katanya.
Baca Juga: Gojek hari ini sudah naikan tarif di 88 kota
Luncurkan buku
Kemarin, Rhenald Kasali kembali meluncurkan buku terbaru dalam seri disrupsi berjudul Seri on Disruption #MO, Sebuah Dunia Baru yang Membuat Orang Gagal Paham. Buku ini merupakan hasil riset terbarunya yang memetakan dengan jelas gejala mobilisasi dan orkestrasi yang belakangan marak dilakukan dengan dukungan teknologi digital untuk berbagai kepentingan, tak terkecuali bisnis.
"Buku ini seri disrupsi di mana mobilisasi dan orkestrasi sangat berperan dalam era digital. Ada 20 orang yang bantu menulis, dan saya jadi mentornya," kata Rhenald Kasali.
Dia mengungkapkan, kata #MO sendiri merupakan singkatan dari "Mobilisasi" dan "Orkestrasi" yang masing-masing membawa perubahan signifikan terhadap banyak hal, mulai dari marketing, komunikasi publik, pelayanan jasa publik, leadership, hingga pengelolaan ekonomi.
Perubahan dalam mobilisasi misalnya munculnya isu melalui media sosial yang digaungkan menggunakan tagar sehingga menggiring opini publik ke dalam berbagai kepentingan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Valuasi Gojek Lebih Besar dari Garuda, Ini Sebabnya"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News