Reporter: Nina Dwiantika, Pamela Sarnia, RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kebijakan PLN memangkas tarif listrik bagi industri mulai September 2015 belum membawa pengaruh positif bagi para pebisnis. Khususnya pengelola pusat belanja dan peritel.
Sebab beban biaya penggunaan listrik tidak mendominasi ongkos pengelola mal. Masih ada biaya pegawai dan biaya pemeliharaan gedung yang juga ikut naik.
Apalagi dalam beberapa bulan terakhir pengunjung mal makin sepi sehingga pendapatan penyewa atau tenant pun ikut terpangkas. Dalam kondisi ini, pengelola mal tak bisa mengerek pendapatan dengan menaikkan sewa.
Menurut Olivia Surodjo, Direktur dan Sekretaris Korporasi PT Metropolitan Land Tbk (MTLA), penurunan tarif listrik memang membantu mengurangi biaya listrik ke para penyewa. "Namun tidak membantu mendorong kunjungan konsumen. "Sudah dua pekan ini kunjungan konsumen di mal milik Metropolitan Land menurun," kata Olivia Ahad (6/9) tanpa merinci rata-rata jumlah pengunjung di mal yang dikelola oleh Metropolitan Land.
Metropolitan Land sendiri tengah menyelidiki penyebab penurunan jumlah pengunjung ke mal kelolaannya. Bila penyebabnya lantaran penurunan daya beli masyarakat, Metland menyiapkan opsi memangkas tarif sewa bagi penyewa yang sudah habis masa kontraknya. Adapun masa kontrak penyewa di mal kelolaan Metland berlaku saban lima tahun sekali.
Direktur Keuangan PT Agung Podomoro Land Tbk Cesar Manikan De La Cruz juga tak bisa memastikan, memastikan apakah dampak penurunan tarif listrik ini bisa mendongkrak keuntungan mal yang mereka kelola. "Saya belum tahu efeknya. Kami belum membahas tentang pengaruh penurunan tarif listrik ini," kata dia.
Sementara Sinar Mas Land berupaya meningkatkan jumlah pengunjung dengan menambah fasilitas hiburan. Misalnya mereka lakukan di pusat belanja The Breeze, Serpong. Hiburan itu berupa bioskop dan arena bowling yang akan direalisasikan tahun depan. Menurut Bramamesta Bagjanata, Head of Corporate Marketing Sinar Mas Land, daya beli di kawasan Serpong belum turun.
Sedangkan Tutum Rahanta, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) tak berharap banyak dari penurunan tarif listrik ini, karena tak berpengaruh langsung ke harga jual.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News