Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Setelah mengambilalih 100 persen saham PT Indonesia Asahan Aluminiun(Inalum), pemerintah telah menunjuk seorang Direktur Utama (Dirut) baru. PT Inalum (persero) ke depannya akan dipimpin oleh Sahala Hasoloan Sijabat yang sebelumnya menjabat Direktur Bisnis di Inalum.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, mengatakan, Dirut sudah ditentukan dan kemudian baru akan dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). "Pelaksanaan RUPS sendiri tidak perlu terburu-buru yang penting jalan dulu," katanya di Jakarta, Kamis (19/12).
Masa jabatan Sahala sebagai Dirut Inalum akan sampai April 2014. Namun, masa jabatan Sahala bisa diperpanjang jika RUPS memutuskan tetap memilih dirinya sebagai Dirut Inalum.
Menurut Dahlan, Inalum kedepan harus sanggup untuk meningkatkan kapasitas produksi perusahaan. Dalam hal ini, peningkatan fasilitas pelabuhan serta menambah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) perlu dilakukan.
Sahala menambahkan, hasil produksi Inalum secara penuh akan ditujukan bagi kebutuhan dalam negeri. "Sudah sejak November (2013) hasil produksi untuk dalam negeri dan tidak lagi diekspor ke Jepang," ujarnya.
Seperti diketahui, sebelum diambil alih Indonesia, hasil produksi Inalum sebesar 60%-nya diekspor ke Jepang dan sisanya untuk dalam negeri. Total kapasitas produksi Inalum sendiri mencapai 250.000 ton aluminium ingot atau batangan pertahun sehingga jatah dalam negeri hanya 100.000 ton.
Menurut Sahala, total 250.000 ton hasil produksi Inalum akan dipasok kedalam negeri untuk memenuhi kebutuhan aluminium yang mencapai 600.000 ton per tahun. Sehingga, akan mengurangi impor produk aluminium dari luar negeri.
Inalum juga akan melakukan perluasan pelabuhan untuk meningkatkan daya tampung kapal. Saat ini pelabuhan Inalum hanya dapat menampung kapal berbobot 25.000 ton bobot mati (DWT), dan nantinya akan ditingkatkan sampai ke 35.000 DWT dengan nilai investasi puluhan juta dollar Amerika Serikat (AS).
Selanjutnya, Inalum juga akan membangun PLTU pada tahun 2015 dan ditargetkan selesai 2017 dengan tujuan mendukung peningkatan produksi. Pembangunan akan berupa tiga PLTU dengan masing-masing berkapasitas 200 Mega Watt (MW).
Sahala menuturkan, mulai 2017 Inalum merencanakan akan mengembangkan usaha hulu yaitu dengan membangun pemurnian alumina bekerjasama dengan perusahaan lain. Alumina sendiri merupakan bahan dasar pembuat aluminium yang selama ini diimpor Inalum dari Australia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News