kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Sejumlah Sistem Kelistrikan Masih Alami Defisit


Selasa, 09 Januari 2024 / 12:54 WIB
Sejumlah Sistem Kelistrikan Masih Alami Defisit
ILUSTRASI. BPH Migas meminta agar sistem kelistrikan yang sempat terganggu di masa Natal dan Tahun Baru 2023/2024 segera diperbaiki.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) meminta agar sistem kelistrikan yang sempat terganggu di masa Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024 segera diperbaiki. 

Kepala BPH Migas, Erika Retnowati memaparkan, saat ini sektor kelistrikan sedang berupaya memperbaiki pembangkit yang mengalami gangguan. Dia berharap, kondisi ini bisa diselesaikan secepatnya sebelum tiba masa Ramadan dan Idul Fitri sehingga pembangkit yang mengalami gangguan dapat beroperasi dengan normal seluruhnya. 

Asal tahu saja, di awal tahun ini kondisi kelistrikan pada awal tahun ini cukup bervariasi. Erika menjelaskan, pada 1 Januari 2024, sebanyak 23 sistem dalam kondisi normal dan satu sistem dalam kondisi defisit yakni sistem Lombok. 

“Selama periode Posko Nataru (15 Desember 2023-8 Januari 2024) ada sistem kelistrikan siaga dan defisit. Dalam sistem yang defisit ini terjadi di Sistem Lombok, Sulbagsel, dan Khatulistiwa,” ujarnya dalam konferesi pers di BPH Migas, Senin (8/1). 

Baca Juga: Kuota Subsidi Motor Listrik Dipangkas, Produsen Usung Sejumlah Strategi

Penyebab sistem dalam kondisi siaga maupun defisit karena dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, defisit karena adanya gangguan dan turunnya daya mampu suatu pembangkit listrik terhadap daya terpasang pembangkit (derating). 

Kedua, khusus di Sistem Sulbagsel, terjadi kondisi variasi musim yang menyebabkan pasokan tenaga listrik dari PLTA Poso tidak maksimal, intermitensi dari PLTS dan PLTB. Serta gangguan dan derating pembangkit. Ketiga, di Sistem Khatulistiwa terjadi gangguan petir pada jaringan transmisi. 

Sekretaris Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Ida Nuryatin menyatakan, selama periode Nataru 2023/2024 memang ada beberapa gangguan kelistrikan di pembangkit EBT. 

“PLTA Puso yang tidak maksimal karena musim panas yang berkepanjangan, intermitensi PLTS dan PLTB,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Baca Juga: Tak Hanya Mobil Listrik CBU, Pemerintah Juga Guyur Insentif Impor Mobil Listrik CKD

Meski sempat defisit, saat ini, lanjut Ida, pembangkit tersebut sudah beroperasi normal meski masih ada beberapa yang siaga. Hingga kemarin sore, Ida bilang, masih ada sistem yang mengalami defisit yakni di Tarakan dan Jayapura.

EVP Transmisi Kalimantan dan Sulawesi PT PLN, Erwin Ansori mengungkapkan, sistem Tarakan mengalami defisit 3,5 MW karena di sana posisinya 43 MW sedangkan beban puncaknya 46 MW. Erwin mengatakan, pembangkit diesel di Tarakan mengalami gangguan di bagian kompresornya. 

“Kemudian sistem di Jayapura kondisinya siaga, daya mampu pasok 95,7 MW dan beban puncak sebesar 87,4 MW,” ujarnya. 

Untuk Sistem Jayapura, ada beberapa pembangkit yang tidak siap karena PLTD sedang maintenance. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×