kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.665   58,00   0,35%
  • IDX 8.260   107,32   1,32%
  • KOMPAS100 1.147   17,49   1,55%
  • LQ45 824   17,32   2,15%
  • ISSI 292   3,84   1,33%
  • IDX30 432   9,71   2,30%
  • IDXHIDIV20 492   10,45   2,17%
  • IDX80 128   2,51   2,01%
  • IDXV30 137   2,66   1,98%
  • IDXQ30 138   3,12   2,32%

Semester I, ekspor kopi Indonesia merosot


Selasa, 31 Agustus 2010 / 13:58 WIB
Semester I, ekspor kopi Indonesia merosot


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. Nilai ekspor kopi dari Indonesia pada enam bulan pertama tahun ini merosot 21,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sepanjang Januari hingga Juni 2010, ekspor kopi mencatatkan nilai US$ 219,0 juta; bandingkan dengan Januari hingga Juni 2009 yang mampu mencapai US$ 278,9 juta.

“Penurunan ekspor selama periode ini lebih dikarenakan oleh turunnya volume ekspor kopi, yaitu sebesar 24,6% dibandingkan periode yang sama tahun 2009,” jelas laporan yang ditulis oleh tim Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Perdagangan (Kemdag) yang dirilis hari Selasa (31/8) ini.

Laporan yang disusun oleh Yati Nuryati, Deasi Natalia dan Nurozy tersebut menjelaskan bagaimana pasar kopi Indonesia bersaing dengan pasar kopi dari Vietnam khususnya pasar kopi jenis Robusta. Produsen kopi Vietnam mampu memberikan potongan harga dua kali lebih besar dibandingkan dari produsen kopi di Indonesia.

“Hal ini yang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ekspor kopi Indonesia menurun ditengah harga kopi yang meningkat di pasar internasional,” jelas laporan tersebut.

Menurunnya ekspor kopi Indonesia juga dapat dilihat dari kontribusinya terhadap produksi dan konsumsi dunia yang diperkirakan akan mengalami penurunan tahun ini. Tahun sebelumnya, ekspor Indonesia relatif cukup besar setelah Brazil dan Pantai Gading. Tahun 2008 lalu kontribusi ekspor Indonesia ke dunia hanya mencapai sebesar 5,8% tahun ini diprediksi akan akan mengalami penurunan, menjadi sebesar 4,1%.

Hasil analisa Litbang Kemendag tersebut adalah dengan melakukan peningkatan produksi yang seimbang antara Arabika dan Robusta dalam memenuhi permintaan kopi dunia. Selain itu melakukan peningkatan pengetahuan pasca panen sehingga mutu kopi menjadi lebih berkualitas.

“Serta menyediakan fasilitas produksi kopi yang lebih baik lagi terutama ditingkat usaha industri skala kecil dan menengah, seperti mesin/peralatan, pengering, pengupas serta sortasi,” jelas analisis Litbang tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×