Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, PT Sentul City Tbk mencatatkan marketing sales atau pendapatan pra penjualan sekitar Rp 300 miliar-Rp 400 miliar. Mayoritas marketing sales tersebut berupa penjualan lahan kaveling di proyek Sentul City, Bogor, Jawa Barat.
Persentase penjualan lahan mencapai 47% terhadap total capaian marketing sales kuartal I-2018. "Lahan tersebut dijual ke perusahaan lokal," ungkap Bayu Prabowo, Hubungan Investor PT Sentul City Tbk saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (24/4).
Namun, manajemen Sentul City tidak membeberkan luas lahan kaveling yang telah terjual. Belum jelas pula siapa saja pembelinya.
Yang terang, upaya Sentul City mengejar penjualan lahan kaveling tak berhenti sampai di sini. BKSL sedang menjajaki penjualan lahan dengan investor asing yang masih dirahasiakan identitasnya. Sejauh ini, negosiasi bisnis masih berlangsung.
Sebagai gambaran, pada kuartal II tahun lalu, Sentul City pernah menjual lahan dalam ukuran yang cukup luas. BKSL menjual tanah kaveling 10 hektare (ha) kepada Sampoerna University. Sampoerna University akan mengembangkannya menjadi prasarana pendidikan.
Pencapaian marketing sales Sentul City pada triwulan pertama tahun ini lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Selama kuartal I-2017, perusahaan yang tercatat dengan kode saham BKSL di Bursa Efek Indonesia tersebut mengantongi marketing sales sekitar Rp 158 miliar.
Perjalanan Sentul City menggapai target tahun ini masih panjang. Pasalnya, mereka mencanangkan target marketing sales Rp 1,5 triliun hingga tutup tahun 2018 nanti. Target tersebut 25% lebih tinggi ketimbang target marketing sales tahun lalu, yakni
Rp 1,2 triliun.
Meskipun lahan kaveling menjadi kontributor utama marketing sales kuartal I, Sentul City tak lantas membebankan target serupa untuk periode sepanjang 2018. Tahun ini, mereka justru berharap banyak pada proyek-proyek higrise bulding atau gedung bertingkat. Perkiraan kontribusinya hingga 58%. Lalu sisa kontribusi terdiri dari 23% rumah tapak dan 19% lahan kaveling.
Silicon Valley
Adapun proyek yang masih menjadi fokus pengembangan Sentul City saat ini adalah bangunan bertingkat di central business district (CBD) Sentul City. Proyek dengan luas lahan sekitar 7,8 ha tersebut, bakal berisi Aeon Mall, empat menara apartemen, satu menara perkantoran dan satu menara hotel.
Target penyelesaian dan operasional Aeon Mall pada pertengahan tahun ini. Sementara satu menara dalam proyek apartemen sudah masuk tahap pemasaran. Sentul City mengaku telah menjual 60% dari total unit apartemen bernama Saffron.
Sementara, tiga unit menara apartemen lagi akan dikembangkan perusahaan ini bersama dengan Sumitomo Corporation. Target pemasarannya mulai tahun ini.
Selain itu, Sentul City telah menjalin kerjasama strategis dengan Group 70 International yang merupakan perusahaan arsitek asal Hawai. Keduanya berkongsi membangun superblok seluas sekitar 140 hektare di kawasan Sumur Batu, Sentul City. Proyek Sumur Batu akan menjadi Silicon Valley Indonesia atau kawasan teknologi canggih dengan nama Sentul City Tech Center.
Sejauh ini, pengembangan proyek Silicon Valley masih dalam tahap perencanaan Sentul City dengan Group 70 International. "Pengembangannya baru akan dimulai pada pertengahan tahun 2019," terang Bayu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News