Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
PHE ONWJ menggandeng perusahaan berpengalaman di bidang well control yang telah terbukti sukses menangani hal yang sama antara lain peristiwa di Teluk Meksiko, kendati permasalahan yang saat ini terjadi di PHE ONWJ dalam skala yang jauh lebih kecil.
Selain itu PHE ONWJ juga menggandeng perusahaan lain yang berpengalaman untuk membantu memberikan pandangan dan kajian bersama terkait optimisasi penanganan situasi seperti ini.
Baca Juga: Berkaca dari Deepwater Horizon, Pertamina bisa rugi besar di kebocoran minyak ONWJ
Selama proses pengeboran relief well YYA-1RW berlangsung, PHE ONWJ terus memastikan keselamatan tim, masyarakat, serta menyelesaikan permasalahan lingkungan di sekitar lokasi.
PHE ONWJ terus berupaya optimal menahan tumpahan minyak tidak melebar ke perairan yang lebih luas dengan melakukan strategi proteksi berlapis di sekitar anjungan dan mengejar, melokalisir, serta menyedot ceceran minyak yang melewati batas sabuk oil boom di sekitar anjungan.
KKP Beri Dukungan
Peristiwa tumpahan minyak (oil spill) akibat kebocoran proyek Hulu Energi sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ) milik Pertamina di pesisir Pantai Utara Karawang, telah menyita banyak perhatian berbagai pihak termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Untuk itu KKP bersama Pertamina menyampaikan konferensi pers terkait perkembangan penanganan tumpahan minyak tersebut serta dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat pesisir di Kantor KKP, Jakarta, pada Kamis (1/8).
Hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti; Direktur Utama PT. Pertamina (Persero) Nicke Widyawati; Direktur Hulu PT. Pertamina (Persero) Dharmawan H. Samsu; Direktur Utama PT. Pertamina Hulu Energi Meidawati; dan jajaran Eselon I lingkup KKP.
Dirut Pertamina Nicke menjelaskan, saat ini pihaknya terus berupaya optimal untuk menahan agar tumpahan minyak tidak melebar ke perairan yang lebih luas dengan mengerahkan 7 (tujuh) lapis proteksi di sekitar anjungan. Salah satunya yakni dengan menaruh oil boom di sekitar anjungan. Oil boom adalah peralatan yang digunakan untuk melokalisir atau mengurung tumpahan minyak di perairan sekitar anjungan.
“7 (tujuh) lapis proteksi telah kami kembangkan di sekitar daerah terdampak. Di lapis 1 kita pasang static oil boom di sekitar anjungan YYA-1 sepanjang 2.450 meter untuk menahan oil spill dalam lingkungan anjungan. Di layer 2, kita juga memasang moveable oil boom sepanjang 2x200 meter untuk menghadang ceceran minyak dari lapis 1 yang masih belum tertahan sepenuhnya,” jelasnya.
Selain itu, Pertamina juga mengerahkan 3 oil skimmer untuk mengangkat dan menyedot tumpahan minyak yang berada di perairan sekitar anjungan. Pihaknya juga menurunkan 39 kapal untuk menampung sementara tumpahan minyak telah disedot sekaligus
Sebagai bentuk dukungan KKP terhadap Pertamina, Menteri Susi beserta jajaran telah meninjau langsung pesisir pantai utara Karawang hingga Kepulauan Seribu dari udara menggunakan helikopter pada Kamis (1/8) pagi.
Baca Juga: Pertamina siap ganti rugi dampak tumpahan minyak di Karawang
Menteri Susi menyampaikan masyarakat tidak perlu khawatir karena institusi pemerintah terkait, baik Pertamina sebagai perusahaan negara maupun sejumlah K/L lainnya seperti KKP dan KLHK, dan Kementerian ESDM akan menanggulangi dampak dari perisitiwa ini hingga tuntas.
“Peristiwa ini sebetulnya kecelakaan, musibah yang tidak kita harapkan namun terjadi. Untuk peristiwa di Karawang saya tidak begitu khawatir karena Pertamina sebagai perusahaan negara juga akan menanganinya dengan baik,” ujarnya.