Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy menyebut, kenaikan harga mobil hybrid akibat perubahan tarif PPnBM dan ketiadaan insentif bukan mustahil terjadi.
"Wacana kenaikan tarif pajak ini dapat mempengaruhi penjualan di segmen mobil hybrid," imbuh Billy, Kamis (8/8).
Walau begitu, Honda percaya pemerintah telah mempertimbangkan upaya mempertahankan tren penjualan di segmen kendaraan yang tengah berkembang sekaligus pengurangan emisi karbon sebelum memberlakukan penyesuaian tarif PPnBM mobil hybrid.
Sejauh ini, Honda telah memasarkan CR-V dan Accord versi hybrid di Indonesia. Honda juga membuka peluang untuk memproduksi mobil hybrid di Tanah Air pada 2025 mendatang.
Baca Juga: Sejumlah Mobil Listrik Baru Siap Ramaikan GIIAS 2024
General Manager Great Wall Motor (GWM) Indonesia Constantinus Herlijoso mengatakan, saat ini pihaknya masih memantau perkembangan perubahan regulasi yang ada. Yang terang, segala bentuk penyesuaian harga jual mobil hybrid GWM pasti memerlukan pertimbangan berbagai aspek.
"Pertimbangan kami pasti berorientasi pada konsumen," tutur dia, Kamis (8/8).
GWM percaya mobil hybrid merupakan opsi paling sesuai untuk saat ini dalam mendukung mobilitas ramah lingkungan. GWM pun berkomitmen membangun ekosistem new energy vehicle (NEV) melalui berbagai terobosan di pasar.
Salah satunya dengan merilis mobil hybrid baru Haval Jolion saat GIIAS 2024. Mobil ini akan segera diproduksi di fasilitas manufaktur Inchape Indonesia di Wanaherang, Jawa Barat, pada September mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News