kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Shell Indonesia bersama APBI-ICMA dukung penurunan emisi karbon di industri


Kamis, 06 Mei 2021 / 23:20 WIB
Shell Indonesia bersama APBI-ICMA dukung penurunan emisi karbon di industri
ILUSTRASI. Logo Shell


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Shell Indonesia bersama dengan Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI-ICMA) menyelenggarakan seminar “CEO Talks: Sustainability Executive Connect” pada Rabu (05/05).

Forum yang bertajuk "How Can (Coal Mining) Companies Take Actions to Reduce Their Carbon Footprint?" ini menampilkan pembicara dari pemerintah, asosiasi dan perusahaan seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan,  Ketua umum APBI-ICMA Pandu Sjahrir, President Director & Country Chairman PT Shell Indonesia Dian Andyasuri, dan Direktur Eksekutif Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Paul Butar-Butar.

Selain itu, terdapat pula para pemimpin perusahaan/CEO dari PT Shell Indonesia, PT Adaro Energy Tbk, PT Indika Energy Tbk, PT Bukit Asam (Persero) Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Indominco Mandiri, PT Mitrabara Adiperdana, PT Bara Tabang,  PT Indika Energy, PT Indexim Coalindo, PT United Tractors, PT AMNT, PT Indomining, PT Kideco Jaya Agung, PT Duta Tambang Rekayasa, dan PT TML Energy yang turu hadir sebagai pembicara..

Baca Juga: Dukung transisi energi ramah lingkungan

Dalam sambutannya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan acara yang dinilai merupakan bentuk inisiasi yang sangat baik dari APBI-ICMA dalam mendukung rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang dan Menengah 2020 – 2021 untuk mensukseskan rencana pembangunan rendah karbon.

Luhut bilang, saat ini pemerintah tengah meningkatkan nilai tambah industri seiring kebijakan transisi energi yang lebih bersih. Hal ini dilakukan dengan memberikan dorongan berupa dukungan kebijakan fiskal dan non fiskal.

“Selain itu untuk memenuhi tujuan ke arah pembangunan rendah karbon pemerintah juga terus mendukung dan menjadi bagian dari komitmen Paris Agreement melalui ekonomi rendah karbon dan adaptasi terhadap dampak negatif perubahan iklim. Hal ini akan dicapai melalui berbagai sektor seperti  kehutanan, pertanian, limbah, energi, transportasi, dan industri,” tambah Luhut.

Senada, Ketua Umum APBI-ICMA, Pandu Sjahrir dalam sambutannya mengatakan bahwa ajang diskusi Sustainability Executive Connect ini merupakan langkah awal.

“Step berikutnya, secara mindset kami di asosisasi sedang melakukan perubahan yang besar. Kami akan melakukan kajian dengan pihak ketiga untuk melihat kesempatan dari sisi carbon credit dan carbon trading untuk para pelaku usaha di bisnis industri kita. Dalam waktu 2-3 tahun ke depan akan ada transformasi amat besar di industri kita, di mana kita akan bersatu padu dengan pemerintahan untuk membuat Indonesia menjadi negara yang bisa mencapai zero carbon emission,” ujar Pandu.

Sementara itu,  President Director & Country Chairman PT Shell Indonesia, Dian Andyasuri  pada kesempatan yang sama menyampaikan komitmen Shell untuk terus berkontribusi dengan mengembangkan portofolio yang kompetitif serta mendorong Indonesia menuju masa depan energi yang lebih bersih.

Upaya-upaya ini sejalan dengan strategi ‘Powering Progress’ yang dicanangkan Shell secara global untuk mempercepat transisi bisnis menuju perusahaan energi dengan net-zero emission pada tahun 2050. Strategi ini juga sejalan dengan Paris Agreement dan agenda Pemerintah Indonesia dalam menahan laju pemanasan global.

 “Sebagai perusahaan global yang lahir di Indonesia, kami ingin bertumbuh bersama dengan industri tanah air dan menjadi mitra pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendukung Indonesia memasuki transisi energi ini,” kata Dian.

Lebih lanjut, Dian juga mengatakan bahwa perubahan signifikan di industri energi mencerminkan tantangan dan peluang di tingkat global dan nasional. Tantangan dan peluang ini menurutnya perlu disikapi dengan inovasi dan solusi agar bisa dihadapi secara efektif.

“Sangatlah penting bagi kita semua yang hadir di forum ini, termasuk seluruh pelaku industri, untuk dapat bekerjasama guna mewujudkan agenda penyediaan dan solusi energi yang lebih bersih dalam mendukung kesuksesan transisi energi di Indonesia saat ini dan di masa mendatang,” tegas Dian.

Baca Juga: Sudah miliki 142 SPBU, Shell siap perluas pasar di Indonesia

Seperti diketahui, isu pemanasan global dan perubahan iklim sudah mengemuka sejak Rio Summit tahun 1992. Upaya untuk mencegah pemanasan global dan pengurangan emisi karbon telah diwujudkan dalam Paris Agreement pada 2015 yang bertujuan untuk mencegah kenaikan suhu global kurang dari 2 derajat Celcius.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang telah meratifikasi Paris Agreement. Adapun target telah Indonesia canangkan ialah mengurangi emisi karbon sebesar 29% dengan upaya sendiri dan 41% dengan dukungan.

Luhut  menegaskan, Indonesia berkomitmen dan optimistis dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sesuai target yang telah dicanangkan.

“Berbagai kebijakan, inisiatif, program dan stimulus yang dilakukan pemerintah saat ini diharapkan dapat mendorong pengurangan emisi karbon dengan cara yang paling efektif dan efisien,” tutup Luhut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×