Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspansi bisnis PT Siantar Top Tbk masih terus berjalan di tengah pagebluk corona (covid-19). Buktinya, emiten berkode saham STTP ini telah menyerap sebagian besar anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) di delapan bulan pertama tahun ini.
“Sampai Agustus kurang lebih sudah sekitar 70% dari capex versi revisi yang kami serap,” ujar Direktur STTP, Armin kepada Kontan.co.id, Kamis (10/9).
Sedikit kilas balik, produsen makanan ringan yang dikenal melalui produk Mie Gemez ini menganggarkan capex sebesar Rp 569 miliar untuk tahun 2020. Mengacu kepada rencana awal, sebagian dana capex tersebut akan dialokasikan untuk melakukan perluasan usaha dengan membeli lahan dan mesin serta membangun gedung untuk pengembangan produk-produk sebesar Rp 319 miliar serta membagi dividen Rp 150 miliar.
Sementara itu, sebanyak Rp 50 miliar lainnya mulanya akan digunakan sebagai dana cadangan untuk membayar bunga pinjaman bank apabila perusahaan melakukan pinjaman perbankan di masa depan, sedang Rp 50 miliar sisanya akan digunakan sebagai belanja modal entitas anak perusahaan.
Baca Juga: Semester II, sektor makanan dan minuman bergantung belanja dan stimulus pemerintah
Dalam perkembangannya, STTP mengurungkan beberapa alokasi penggunaan capex. untuk pembagian dividen misalnya, STTP memangkas besaran dividen dari semula Rp 150 miliar menjadi sebesar Rp 100 miliar. Selain itu, STTP juga urung mencadangkan dana untuk membayar bunga pinjaman perbankan, sebab STTP tidak jadi merealisasikan pengajuan pinjaman ke bank.
Sementara itu, agenda ekspansi perluasan usaha senilai Rp 319 miliar tetap dijalankan sesuai rencana semula, begitu pula dengan alokasi jatah capex Rp 50 miliar untuk entitas anak perusahaan.
Armin bilang, pihaknya ingin membangun fasilitas pengembangan produk di Pasuruan Jawa Timur. Produk yang akan dikembangkan di fasilitas tersebut beragam, yakni mulai dari makanan ringan mie, kerupuk, hingga crackers.
Prosesi groundbreaking pembangunan gedung sudah berjalan dan diselesaikan secara perlahan. Harapannya, sebagian dari fasilitas pengembangan produk yang dibangun sudah bisa beroperasi pada tahun 2021 mendatang.
Karena berfokus pada pengembangan produk, STTP belum berencana memanfaatkan fasilitas anyar yang dibangun untuk melakukan kegiatan produksi secara massal. Meski begitu, Armin tidak memungkiri bahwa hal tersebut mungkin saja dilakukan pada kemudian hari.
“Kami bisa fleksibel sambil lihat situasi, tapi rencananya sih memang untuk pengembangan produk-produk baru terlebih dahulu,” jelas Armin.
Sepanjang Januari - Juni 2020 lalu, penjualan neto STTP tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 8,67% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,80 triliun. Sebelumnya, penjualan neto STTP hanya mencapai Rp 1,65 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.
Seirama dengan kenaikan penjualan neto, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih perusahaan ikut terungkit 11,75% yoy dari semula Rp 248,82 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 278,07 miliar di semester I 2020.
Selanjutnya: Siantar Top (STTP) belum ada rencana jajal pasar ekspor baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News