kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak upaya Pertamina perbaiki kinerja operasional dan keuangan di sisa tahun 2020


Kamis, 27 Agustus 2020 / 16:56 WIB
Simak upaya Pertamina perbaiki kinerja operasional dan keuangan di sisa tahun 2020
ILUSTRASI. Pertamina. REUTERS/Darren Whiteside/File Photo


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki semester kedua 2020, kinerja operasional PT Pertamina (Persero) secara keseluruhan mulai menunjukkan tren yang positif.

Pada Juli 2020, Pertamina membukukan volume penjualan seluruh produk sebesar 6,9 juta kiloliter (kl) atau meningkat 5% dibandingkan Juni 2020 sebesar 6,6 juta kl. Sedangkan dari sisi nilai penjualan, pada Juli lalu Pertamina meraup penjualan di kisaran US$ 3,2 miliar atau terjadi kenaikan sebesar 9% dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 2,9 miliar.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, salah satu efek kejut yang dialami Pertamina di masa pandemi Covid-19 adalah penurunan permintaan BBM. Namun, seiring pemberlakuan adaptasi kebiasaan baru dan pergerakan perekonomian nasional, tren penjualan Pertamina pun mulai merangkak naik.

"Kinerja kumulatif Juli juga sudah mengalami kemajuan dan lebih baik dari kinerja kumulatif bulan sebelumnya,” ujar dia dalam siaran pers yang diterima Kontan, Kamis (27/8).

Menurut Fajriyah, periode Februari hingga Mei 2020 merupakan masa-masa terberat Pertamina dengan volume permintaan yang terus mengalami penurunan tajam akibat pandemi Covid-19. Bahkan, saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), penurunan permintaan di kota-kota besar mencapai lebih dari 50%. Ditambah lagi, penurunan pendapatan terjadi di sektor hulu sehingga total pendapatan Pertamina yang tercantum dalam Laporan Keuangan Unaudited Juni 2020 turun hingga 20%.

Baca Juga: MK larang wakil menteri rangkap jabatan sebagai komisaris di swasta dan BUMN

Karena adanya penurunan pendapatan yang signifikan, maka laba Pertamina juga turut tertekan. Pada pada Januari 2020, Pertamina masih membukukan laba bersih positif US$ 87 juta. Namun, memasuki 3 bulan selanjutnya, Pertamina mulai mengalami kerugian bersih rata-rata US$ 500 juta per bulan.

Untuk mengatasi kondisi ini, manajemen Pertamina telah berhasil menjalankan strategi dari berbagai aspek baik operasional maupun finansial, sehingga laba bersih pun beranjak naik sejak Mei sampai Juli 2020 dengan rata-rata sebesar US$ 350 juta setiap bulannya. Pencapaian positif ini diyakini akan terus mengurangi kerugian yang sebelumnya telah tercatat.

"Mulai bulan Mei berlanjut Juli dan ke depannya, kinerja makin membaik. Dengan laba bersih (unaudited) di Juli sebesar US$ 408 juta, maka kerugian dapat ditekan dan berkurang menjadi US$ 360 juta atau setara Rp 5,3 Triliun. Dengan memperhatikan tren yang ada, kami optimistis kinerja akan terus membaik sampai akhir tahun 2020,” jelas Fajriyah.

Di samping itu, kinerja laba operasi dan EBITDA Pertamina juga tetap positif. Alhasil, secara kumulatif dari Januari sampai dengan Juli 2020 laba operasi Pertamina mencapai US$ 1,26 milyar dan EBITDA sebesar US$ 3,48 milyar. 

Hal ini menunjukkan bahwa secara operasional Pertamina tetap berjalan baik, termasuk komitmen perusahaan untuk menjalankan penugasan distribusi BBM dan LPG ke seluruh pelosok negeri serta menuntaskan proyek strategis nasional seperti pembangunan kilang.

"Tentu saja perbaikan kinerja tidak semudah membalikkan tangan, melainkan perlu proses dan perlu waktu. Sekarang ini, sudah terlihat dengan kerja keras seluruh manajemen dan karyawan, kinerja Pertamina mulai pulih kembali," ungkap Fajriyah.

Baca Juga: Ini komentar Menteri ESDM perihal rugi Pertamina capai Rp 11 triliun

Di sisi lain, dia juga menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan Pertamina guna meningkatkan kinerja. Di antaranya efisiensi belanja operasional (opex) dengan memotong anggaran hingga 30% serta melakukan prioritasi belanja modal (capex) dengan sangat selektif hingga bisa lebih efisien 23%.

Menurut Fajriyah, sudah banyak sekali hal yang dijalankan dan akan terus dilanjutkan oleh Pertamina untuk adaptasi dengan kondisi terkini.

Beberapa strategi Pertamina antara lain melakukan renegosiasi kontrak, memitigasi rugi selisih kurs, tetap menjalankan operasional dan investasi untuk mempertahankan produksi hulu; meningkatkan strategi marketing dengan program diskon dan loyalty customer untuk meningkatkan pendapatan; serta meninjau dan memperbaiki model operasi kilang dan lain-lainnya.

Lebih lanjut, prioritas komitmen Pertamina adalah penyediaan dan pelayanan energi bagi seluruh masyarakat Indonesia, mulai dari sektor hulu sampai dengan pendistribusian BBM dan LPG ke pelosok tanah air, termasuk program BBM Satu Harga. Tenaga kerja yang langsung terlibat di dalamnya pun mencapai lebih dari 1,2 juta orang.

Kendati harus menghadapi tekanan bisnis yang berat sepanjang pandemi, Pertamina berusaha untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) tatkala perusahaan migas global lainnya melakukan PHK besar-besaran. 

Bahkan, Pertamina tetap menjalankan proyek-proyek strategis yang menyerap ribuan tenaga kerja, seperti di proyek pembangunan kilang RDMP dan GRR serta proyek infrastruktur hulu dan hilir lainnya untuk membangun ketahanan dan kemandirian energi nasional. 

Baca Juga: Kejar target produksi minyak 1 juta barel, SKK Migas minta Pertamina agresif

Langkah luar biasa ini adalah bentuk nyata Pertamina sebagai BUMN yang menjalankan amanah dan peran menggerakkan ekonomi nasional dan tidak hanya berorientasi keuntungan semata.

Lebih jauh lagi, kontribusi Pertamina kepada masyarakat dan negara juga tetap terjaga dengan baik. Selain tetap menjalankan kewajiban pembayaran dividen, penanganan penyebaran Covid-19 juga menjadi prioritas.

Dengan kontribusi total Pertamina Group mencapai hampir Rp 900 miliar, Pertamina terdepan dalam memberikan bantuan kepada masyarakat termasuk membangun Rumah Sakit khusus Covid-19 dan fasilitas kesehatan lain yang menunjang. Selain itu, pemberdayaan UMKM juga mendapatkan porsi besar sehingga turut membantu pergerakan ekonomi kecil dan menengah untuk dapat bertahan ditengah kondisi sulit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×