kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,73   -14,78   -1.58%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sinar Mas Cepsa ramaikan bisnis oleokimia


Jumat, 15 September 2017 / 13:19 WIB
Sinar Mas Cepsa ramaikan bisnis oleokimia


Reporter: Lidya Yuniartha, Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - Sinar Mas Cepsa meresmikan pabrik oleokimia pertamanya di Dumai, Provinsi Riau. Pabrik ini menelan investasi 300 juta atau setara dengan Rp 4,77 triliun, dengan kapasitas produksi 160.000 ton alkohol lemak per tahun.

Hasil produksi Sinar Mas Cepsa akan menjadi bahan baku produk pembersih rumah tangga dan perawatan pribadi seperti sabun, sampo, juga produk pangan dan obat-obatan. Perusahaan akan memfokuskan penjualan hasil olahan ini ke pasar Asia.

Chairman dan CEO Sinar Mas Agribusiness and Food Franky O Widjaja berharap pabrik ini memberikan nilai tambah bagi produk sawit Indonesia. "Juga menciptakan lapangan kerja," ujar Franky dalam peresmian pabrik di Dumai, Kamis (14/9). Pabrik ini diklaim menyerap lapangan kerja langsung 300 orang.

Sedang Vice Chairman dan CEO Cepsa Pedro Miro yakin, hasil kerjasama ini menjadi kunci utama strategi pertumbuhan perusahaan mendatang. Sebab Cepsa memiliki portofolio yang luas dalam industri kimia dan Sinarmas unggul dalam penyediaan bahan baku berkelanjutan.

Seperti diketahui, pabrik ini merupakan patungan antara Sinar Mas Agribusiness and Food dan perusahaan energi terpadu asal Madrid, Spanyol yaitu Cepsa. Beroperasinya pabrik ini akan semakin membuat persaingan di industri olekimia makin sengit. Sebab saat ini industri ini sudah diisi oleh pemain besar seperti PT Musim Mas, PT Ecogreen PT Nubika Jaya, dan PT Wilmar Nabati Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) Rapolo Hutabarat yakin, industri oleokimia masih akan terus berkembang. Sebab oleokimia adalah bahan baku farmasi, produk kosmetik, hingga kebutuhan rumah tangga. "Tahun ini Apolin baru mendapat data ekspor Januari-Februari, sebesar 604.000 ton dengan nilai US$ 578 juta," katanya.

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, volume ekspor produk oleokimia pada 2015 sebesar 3,3 juta ton dengan nilai US$ 2,1 miliar. Naik menjadi 3,66 juta ton pada 2016, dengan nilai US$ 2,6 miliar.

Dari 18 perusahaan oleokimia RI, baru 9 perusahaan yang bergabung dengan Apolin. Dari sembilan itu total kapasitas produksi pertahun mencapai 3,7 juta ton fatty acid, 2,1 juta ton fatty alcohol, 854.000 ton glyserin, 1,9 juta ton methyl ester, dan 1,8 juta ton soap noodle.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×