Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan investasi hulu migas menembus US$ 16 miliar atau sekitar Rp 266,04 triliun pada 2026.
Untuk mengejar ambisi tersebut, lembaga ini menyiapkan program eksplorasi yang lebih agresif dengan target pengeboran sedikitnya 100 sumur baru tahun depan.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan, target eksplorasi tersebut telah dikunci dalam work program and budget (WP&B) 2026. Selain 100 sumur eksplorasi, SKK Migas juga menyiapkan implementasi 100 kegiatan multi-stage fracturing (MSF) serta pengeboran 100 sumur di struktur baru.
“Dalam work program and budget 2026, paling tidak minimum 100 sumur eksplorasi, kemudian 100 MSF, dan 100 sumur di struktur atau lapangan-lapangan baru,” ujarn Djoko saat Rapat Koordinasi Dukungan Bisnis (Rakor Dukbis) SKK Migas 2025 di Sentul, Bogor, Rabu (3/12/2025).
Baca Juga: Siapkan 100 Sumur Eksplorasi, SKK Migas Bidik Investasi Hulu Rp 266 Triliun pada 2026
Djoko menjelaskan, tim teknis kini tengah memetakan titik pengeboran dari sekitar 300 struktur potensial. Selain eksplorasi, SKK Migas juga mengejar peningkatan lifting minyak menjadi 610.000 barel per hari (bph) pada 2026, naik dibanding outlook 2025 di 605.000 bph.
Optimisme ini didorong penerapan enhanced oil recovery (EOR), pengelolaan sumur tua, sumur idle hingga optimalisasi sumur masyarakat.
Menurut Djoko, dukungan dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dan pelaku pengadaan barang-jasa akan menjadi penentu keberhasilan program 2026.
Meski demikian, Djoko mengakui masih banyak tantangan. Di antaranya proses perizinan yang belum sepenuhnya lancar, rantai pasok yang sulit diprediksi, kesiapan vendor nasional, pemenuhan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), serta dinamika sosial di wilayah operasi. Ia juga menyoroti gangguan operasi yang masih terjadi, termasuk di Selat Madura. Dari sisi monetisasi gas, Djoko menyebut proses negosiasi kini lebih cepat.
Target Dinilai Ambisius
Menanggapi target investasi US$ 16 miliar dan rencana pengeboran 100 sumur eksplorasi, sejumlah pengamat migas memberikan pandangan beragam.
Praktisi migas Hadi Ismoyo menilai target tersebut cenderung ambisius. Ia merujuk pada capaian eksplorasi 2025 yang diperkirakan belum mencapai target.
“Maka target 16 miliar dolar AS tahun 2026 sangatlah ambisius dan cukup berat dicapai,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (4/12/2025).
Baca Juga: Bos SKK Migas Pamer Deal Negosiasi Gas Andaman–PLN Hanya Hitungan Menit
Menurut Hadi, sejumlah faktor akan menjadi penentu utama, seperti harga minyak, besaran potensi resources yang ditawarkan, fiscal terms, serta dukungan operasi yang masif di lapangan. Ia menilai target 100 sumur eksplorasi sudah cukup, namun penemuan baru membutuhkan eksekusi di basin-basin baru.
“Asumsi 10% chance factor discovery, akan diketemukan 10 lapangan baru dengan new PoD untuk mendukung 1 juta bopd pada 2040, bukan 2030. Syaratnya eksplorasi harus di new basin,” kata dia.
Hadi mencontohkan proyek Guyana yang membutuhkan waktu setidaknya 15 tahun sejak eksplorasi hingga mencapai produksi besar.
Berbeda dengan Hadi, Founder & Advisor ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menilai target investasi SKK Migas masih realistis. Menurut dia, realisasi investasi 2025 kemungkinan sudah berada di kisaran US$ 15–16 miliar.
Pri Agung menekankan faktor paling krusial bukan harga minyak, melainkan kemudahan perizinan serta penyelesaian disharmonisasi regulasi, termasuk perpajakan. Ia menilai harga minyak di kisaran US$ 60–US$ 70 per barel masih cukup moderat bagi KKKS untuk menjaga aktivitas operasi.
Baca Juga: Lampaui Target APBN, SKK Migas Proyeksikan Lifting Minyak 607.000 Barel di 2025
Terkait target 100 sumur eksplorasi, Pri Agung menilai langkah tersebut agresif dan positif. Namun efektivitasnya bergantung pada lokasi kegiatan.
“Kalau hanya di dekat wilayah operasi yang sudah ada, hasilnya tidak akan maksimal. Kalau di daerah baru, peluang ketemu cadangan baru yang besar akan lebih besar,” tandasnya.
Adapun, SKK Migas melaporkan realisasi investasi hulu migas Indonesia hingga Agustus 2025 mencapai US$ 9,38 miliar atau setara Rp 152,96 triliun. Besaran tersebut tercatat sebanding dengan 55% dari target investasi hulu migas sepanjang 2025 senilai US$16,5 miliar atau senilai Rp 269,07 triliun.
Selanjutnya: Polri Jabarkan Total Tambang Ilegal di Indonesia, Termasuk Aceh, Sumut dan Sumbar
Menarik Dibaca: Promo The Body Shop Super Beauty Week 1-7 Desember 2025, Parfum-Face Wash Diskon 50%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













