kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

SMS premium distop, Rp 1 triliun melayang


Selasa, 18 Oktober 2011 / 08:44 WIB
SMS premium distop, Rp 1 triliun melayang
KSPSI bekerja sama dengan Indika Foundation salurkan bantuan ribuan pack beras kepada buruh-buruh yang terkena dampak PHK akibat pandemi Covid-19 di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (4/12).


Reporter: Maria Rosita | Editor: Edy Can

JAKARTA. Operator telekomunikasi siap-siap kehilangan pemasukan dari bisnis SMS premium. Kemarin (17/10), Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) menyatakan siap menjalankan instruksi Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) untuk menyetop SMS premium mulai hari ini (18/10).

ATSI pun menyatakan siap mengembalikan saldo pelanggan yang hilang secara tak wajar. Sarwoto Atmosutarno, Ketua ATSI yang juga Direktur Utama PT Telkomsel, mengatakan, rencana ini berpotensi menghilangkan pendapatan operator hingga Rp 1 triliun. "Itu potensi kehilangan pendapatan di kuartal terakhir," ujar Sarwoto, kemarin.

Perhitungannya begini. Sepanjang 2011, total pendapatan industri telekomunikasi bisa menyentuh Rp 100 triliun. Sekitar 7%, bersumber dari value added service (VAS).

Berdasarkan kontrak antara operator dan content provider (CP), operator biasanya mendapatkan 40%-60% dari pendapatan VAS. "Sehingga potensi kehilangan pendapatan di kuartal terakhir bisa Rp 875 miliar- Rp 1 triliun," ujar Sarwoto.

Sebelum BRTI merilis instruksi ini, Sarwoto mengklaim, sebulan terakhir Telkomsel mengembalikan pulsa Rp 300 juta ke konsumen. Nilai ini berasal dari transaksi tak wajar yang terekam call data record. Dari situ ketahuan, kesalahan ini akibat ulah operator atau CP.

Febriati Nadira, Kepala Komunikasi Perusahaan PT XL Axiata Tbk, menjelaskan bahwa bisnis VAS berkontribusi 7% terhadap total pendapatan XL. Mengenai pengembalian pulsa pelanggan, XL akan mengecek rekaman transaksi. "Jika pengaduan pelanggan sama dengan rekaman XL, kami akan mengembalikan saldo," tutur Nadira.

PT Indosat Tbk memilih tidak bergantung pada pengaduan pelanggan. Artinya, "Meski pelanggan tidak mengadu, jika Indosat menemukan kejanggalan, maka kami akan mengembalikan pulsa," klaim Sumantri Joko Yuwono, Kepala Manajemen dan Pengembangan Produk Indosat. Menurutnya, bisnis VAS menyumbang 8,8% terhadap total pendapatannya.

Sepertinya, peringatan BRTI membuat jera CP. Sekitar dua bulan lalu, ATSI menerima 30.000 pengaduan pencurian pulsa. Kini, jumlah itu turun jadi 18.000 pengaduan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×