Sumber: Bloomberg | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga jagung dunia makin meroket. Jika harga jagung internasional terus melambung, peluang harga jagung domestik untuk terkoreksi saat panen raya jagung pada Februari nanti akan semakin mengecil.
Berdasarkan data Bloomberg, harga jagung di Chicago Board of Trade (CBOT) untuk pengiriman Maret 2011 (19/1) berada di level 6,6150 sen dolar per bushel. Harga ini adalah rekor tertingginya sejak 30 bulan lalu.
Sekretaris Dewan Jagung Nasional Maxdeyul Sola mengungkapkan, melambungnya harga jagung internasional sudah pasti akan berimbas pada kenaikan harga jagung di dalam negeri. Pasalnya, "Perhitungan harga jagung di dalam negeri juga berdasarkan pada patokan harga jagung di CBOT," ujarnya kepada KONTAN Rabu (19/1).
Sola menambahkan, situasi anomali iklim yang terhadi di seluruh belahan dunia membuat pasokan jagung dunia semakin menyusut. "Kondisi ini sudah diramalkan FAO sejak tahun 2008 lalu, yaitu kondisi dimana produksi biji-bijian akan turun dan harga akan terus naik," jelasnya.
Sebagai catatan, saat ini harga jagung lokal sudah mencapai Rp. 3.000 per kg. Awalnya, Sola memperkirakan panen raya jagung Februari nanti akan bisa mengoreksi harga jagung di dalam negeri. "Tapi melihat harga dunia semakin melambung dan stok jagung dunia menipis, peluang koreksi harga jagung semakin kecil," kata Sola.
Bahkan, Sola memperkirakan jika kondisi ini terus berlanjut, bisa jadi harga jagung di dalam negeri bisa menembus harga tertingginya yang dicapai pada tahun 2008 lalu yaitu sekitar Rp 3.600 - Rp 3.800 per kg.
Sebenarnya, untuk mengantisipasi kenaikan harga jagung di dalam negeri, tahun ini Kementerian Pertanian telah mematok produksi jagung sebesar 22 juta ton. Jumlah ini lebih tinggi ketimbang produksi jagung tahun 2010 lalu yang sebesar 17,85 juta ton.
Hanya saja, Sola bilang target produksi ini akan sangat sulit dicapai tanpa ada penambahan areal tanam jagung. "Setidaknya dibutuhkan areal tambahan sekitar 1 juta hektar," ungkapnya.
Catatan saja, saat ini luas areal panen jagung Indonesia sekitar 3,8 juta hektar. Sedangkan tingkat produktifitas tanaman jagung sekitar 4 juta ton per hektar. Kalau luas areal tanam ditambah, kata Sola, dengan asumsi tingkat produktifitas sama, target itu bisa tercapai. Tapi, jika penambahan luas areal ini tidak dilakukan, target produksi ini mustahil bisa tercapai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News