kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.349   57,00   0,35%
  • IDX 7.274   81,95   1,14%
  • KOMPAS100 1.033   6,58   0,64%
  • LQ45 784   4,20   0,54%
  • ISSI 241   4,34   1,83%
  • IDX30 405   2,87   0,71%
  • IDXHIDIV20 465   1,26   0,27%
  • IDX80 116   0,68   0,59%
  • IDXV30 118   -0,14   -0,12%
  • IDXQ30 129   0,96   0,74%

Strategi YBI dan Kemenperin Tumbuhkan Industri Batik Lewat Gelar Batik Nusantara 2025


Kamis, 17 Juli 2025 / 07:31 WIB
Strategi YBI dan Kemenperin Tumbuhkan Industri Batik Lewat Gelar Batik Nusantara 2025
ILUSTRASI. Kemenperin mendukung Yayasan Batik Indonesia (YBI) untuk menyelenggarakan Gelar Batik Nusantara (GBN) 2025 pada 30 Juli-3 Agustus 2025?


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung Yayasan Batik Indonesia (YBI) untuk menyelenggarakan Gelar Batik Nusantara (GBN) 2025. Agenda ini merupakan bagian dari upaya YBI dan Kemenperin untuk mendorong pertumbuhan industri batik nasional.

Ketua Pelaksana GBN 2025, Gita Ratna Gilangkencana mengungkapkan GBN ingin mengajak masyarakat memandang batik bukan sekadar warisan budaya yang layak dilestarikan, tetapi juga bagian dari gaya hidup masa kini yang dinamis.

GBN 2025 mengusung tema “Bangga Berbatik”, yang akan mementaskan pameran dan pertunjukan dengan memadukan nilai tradisi dan sentuhan modern untuk menyasar generasi muda, termasuk Gen Z.

GBN 2025 secara khusus mengangkat Batik Merawit dari Cirebon, sebuah teknik membatik khas yang dikenal melalui pola garis halus dan detail yang memerlukan ketelitian tinggi. Teknik ini menjadi simbol keterampilan turun-temurun dan telah diakui secara resmi melalui penetapan Indikasi Geografis (IndiGeo) pada 4 November 2024.

"Ini adalah bentuk komitmen kami untuk tidak hanya merayakan warisan, tetapi juga mendorong legitimasi dan pengakuan terhadap batik sebagai bagian dari masa depan,” kata Gita dalam konferensi pers GBN 2025 yang digelar pada Rabu (16/7).

Baca Juga: Kemenperin Targetkan Net Zero Emission Industri pada 2050, Begini Strateginya

GBN 2025 akan berlangsung pada 30 Juli - 3 Agustus 2025 di Pasaraya Blok M. Rangkaian acara GBN 2025 akan dibuka secara resmi oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. 

Kemenperin akan menghadirkan program unggulan Industrial Festival, yang bertujuan memperkenalkan dan mendekatkan sektor industri manufaktur kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Acara dua tahunan ini juga mengajak kolaborasi dengan pihak swasta. Salah satunya dari Astra yang menjadi sponsor utama GBN 2025.

Potensi Ekspor Batik

Tak hanya di dalam negeri, batik juga diminati oleh masyarakat global. Merujuk data Kemenperin, kinerja ekspor batik mengalami kenaikan yang cukup signifikan di awal tahun ini. Ekspor batik mengalami kenaikan 76,2% secara tahunan dari US$ 4,33 juta pada kuartal I-2024 menjadi US$ 7,63 juta hingga kuartal I-2025.

Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, dan Kerajinan Kemenperin Budi Setiawan mengungkapkan ekspor batik Indonesia menjangkau sejumlah negara. Antara lain ke Amerika Serikat (AS), Malaysia, Arab Saudi, Inggris, Singapura, Belanda, Jerman dan Kanada.

Budi bilang, porsi ekspor batik ke AS cukup mendominasi. Tapi, Budi meyakini dampak penerapan tarif resiprokal untuk produk Indonesia yang masuk ke AS tidak berdampak signifikan bagi ekspor batik. Sebab, produk batik memiliki segmentasi pasar yang luas dengan karakteristik pelanggan setia (loyal customer).

Selain itu, peluang untuk memperluas pasar ekspor juga terbuka. Salah satu peluang datang dari upaya pemerintah untuk mengakselerasi penyelesaian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), yang membuka peluang untuk memperluas pasar ke negara Uni Eropa.

Baca Juga: Kemenperin: Tak Ada PHK, Panasonic Indonesia Jadi Basis Ekspor ke 80 Negara

"Dampaknya pasti ada (tarif resiprokal AS), tapi tidak terlalu signifikan karena pengguna batik itu loyal customer. Ya mudah-mudahan (pertumbuhan ekspor dari IEU-CEPA), apalagi kan banyak diaspora Indonesia di sana," kata Budi.

Sebagai informasi, Kick-Off GBN dan Hari Batik Nasional (HBN) 2025 sebelumnya sudah diresmikan oleh Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita pada 25 Juni 2025. Selain ekspor yang meningkat, Agus juga menyoroti kontribusi industri batik terhadap perekonomian domestik, terutama ekonomi lokal.

Merujuk Direktori Sentra Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, pelaku industri batik di Indonesia mencapai sekitar 5.946 industri dan 200 sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang tersebar di 11 provinsi.

“Data tersebut semakin menegaskan bahwa batik berperan besar dalam ekonomi Indonesia dan menjadi sumber mata pencaharian khalayak banyak,” ungkap Agus.

Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Batik Indonesia, Gita Pratama menyampaikan perlunya adaptasi terhadap perubahan zaman dan kemajuan teknologi. Oleh sebab itu, pemanfaatan teknologi, mulai dari digitalisasi proses produksi hingga penguatan platform pemasaran, saat ini bukan lagi pilihan tetapi langkah yang perlu diambil bersama.

“Namun sesungguhnya keberlanjutan tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang menjaga nilai, merawat kesinambungan tradisi, dan memastikan keterlibatan generasi muda. Di sinilah GBN dan HBN mengambil peran penting sebagai ruang bertemunya tradisi dan transformasi,” tandas Gita.

Selanjutnya: Upacara HUT RI 2025 Bakal Digelar di Mana? Jakarta atau IKN?

Menarik Dibaca: Oppo A78 Harga Juli 2025, Ponsel dengan Teknologi AI Favorit Pengguna Android

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×