kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sudahkah virus corona berdampak pada industri batubara? Ini kata APBI


Selasa, 11 Februari 2020 / 18:18 WIB
Sudahkah virus corona berdampak pada industri batubara? Ini kata APBI
ILUSTRASI. Pekerja mengatur timbunan sementara batubara sebagai bahan bakar pembangkit PLTU 3 Banten unit Lontar, Tangerang, Banten (22/12). Merebaknya wabah virus corona telah memicu sentimen terhadap pergerakan harga komoditas dunia termasuk batubara.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merebaknya wabah virus corona yang berasal dari China, telah memicu sentimen terhadap pergerakan harga komoditas dunia. Kendati begitu, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM masih yakin corona belum memberikan dampak signifikan terhadap sektor pertambangan tanah air.

Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan, untuk komoditas batubara, wabah corona belum memberikan pengaruh yang berarti. Namun, untuk komoditas mineral seperti tembaga, Bambang memperkirakan ceritanya bisa saja berbeda.

Baca Juga: Korban virus corona melewati 1.000 orang, harga CPO terus menurun

Alasannya, kata Bambang, batubara bukan menjadi komoditas yang secara langsung dipakai sebagai bahan baku industri. Berbeda dengan komoditas mineral yang terkait langsung dengan proses dan bahan baku industri.

"Batubara belum kelihatannya dampaknya, komoditas lain mungkin terpengaruh, tembaga misalnya. Mungkin karena (batubara) untuk energi, bukan komoditas yang langsung untuk industri," kata Bambang dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI yang digelar Selasa (11/2).

Meski begitu, Bambang mengatakan hingga saat ini belum ada perusahaan yang mengajukan perubahan rencana volume produksi maupun penjualan. "Belum ada yang datang ke kami, apakah itu mengurangi produksi atau pun (penjualan) ke China," sebut Bambang.

Bambang mengakui, China memang menjadi pasar dominan dalam ekspor komoditas tambang Indonesia. Meski tak menyebut dengan detail, namun Bambang mengatakan bahwa China memiliki porsi terbesar dalam ekspor batubara, maupun sejumlah komoditas mineral lain. Khususnya nikel dan produk turunannya.

Baca Juga: Menakar dampak wabah virus corona terhadap prospek investasi di Indonesia

"China termasuk yang besar untuk (pasar ekspor) batubara kita. Nikel juga, ada NPI (Nickel Pig Iron) dan nickel matte. Angkanya (ekspor) saya nggak hafal," kata Bambang.

Bambang berharap, efek corona ini tidak akan merembet ke komoditas tambang Indonesia. "Kalau sampai jangka panjang bisa saja terpengaruh, nanti kita check itu," imbuh Bambang.

Di sisi lain, Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati terhadap dampak yang bisa terjadi akibat wabah corona ini. Sugeng memberikan gambaran, lantaran virus corona, China akan mengurangi konsumsi energi.

Baca Juga: Akibat wabah corona, pengiriman tenaga kerja Indonesia menjadi berkurang

Minyak, menjadi komoditas yang paling terdampak. Sugeng menyebut, China sudah mengurangi sekitar 20% konsumsi minyak dari sebelumnya 14-an juta barel per hari, menjadi sekitar 10 juta-an barel. Sesama komoditas energi, sambung Sugeng, hal serupa bisa saja terjadi untuk batubara.

"Diperkirakan (konsumsi) batubara pun akan turun jauh. Jadi dampak itu diperkirakan akan segera hadir," kata Sugeng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×