kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suplai terbatas, harga kontrak karet di Shanghai dan Singapura melejit


Senin, 08 November 2010 / 11:33 WIB
Suplai terbatas, harga kontrak karet di Shanghai dan Singapura melejit
ILUSTRASI. Pembangunan Perumahan dan Toko (RUKO)


Reporter: Femi Adi Soempeno, Bloomberg |

SINGAPURA. Harga karet di Shanghai dan Singapura melonjak. Pasalnya, curah hujan dan banjir kemungkinan akan membatasi suplai karet dari negara produsen di Asia. Sementara itu, kontrak karet di Tokyo juga merosot dari level tertingginya dalam 30 tahun.

Harga karet untuk pengiriman Mei di Shanghai Futures Exchange melonjak sebesar 5,8% menjadi 37.070 yuan (US$ 5.558) per metrik ton sebelum diperdagangkan di level 36.180 yuan pada pukul 10:15 waktu Shanghai. Harga karet untuuk pengiriman Desember di Singapore Commodity Exchange juga melejit sebesar 2,8% sebelum akhirnya diperdagangkan di level US$ 4,34 per kilogram.

Eksportir di Thailand, negara penghasil karet terbesar, mengerek harga jual karet RSS-3 untuk pembeli di pasar global sebesar 7% dalam seminggu terakhir ini.

"Harga karet akan terus bullish karena suplai," kata Kazuhiko Saito, Analis Fujitomi Co. Menurutnya, pemberitaan mengenai erupsi Gunung Merapi di Indonesia juga ikut meningkatkan spekulasi pengiriman dari Indonesia akan mengetat.

Sebaliknya, harga karet untuk pengiriman April di Tokyo Commodity Exchange anjlok 1,3% menjadi 357 yen per kilogram (US$ 4.392 per ton) sebelum akhirnya diperdagangkan di level 358,5 yen pada pukul 11:31 waktu Tokyo. Harga tersebut naik 5,7% menjadi 364,8 yen pada 5 November 2010 lalu; level tertinggi dari kontrak yang diperdagangkan sejak Februari 1980.

Kontrak tersebut menyusut seiring dengan dolar AS yang menguat terhadap euro. Hal ini meningkatkan spekulasi bahwa menguatnya dolar AS kemungkinan akan melemahkan permintaan investor sebagai alternatif aset.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×