kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.407.000   1.000   0,04%
  • USD/IDR 16.687   12,00   0,07%
  • IDX 8.633   -7,44   -0,09%
  • KOMPAS100 1.183   -6,87   -0,58%
  • LQ45 847   -6,48   -0,76%
  • ISSI 308   -1,78   -0,58%
  • IDX30 440   0,35   0,08%
  • IDXHIDIV20 513   0,38   0,07%
  • IDX80 132   -0,90   -0,67%
  • IDXV30 141   0,28   0,20%
  • IDXQ30 141   0,20   0,14%

Taiwan Perkuat Pemasaran Teknologi Smart Manufacturing di Pasar Industri Indonesia


Jumat, 05 Desember 2025 / 16:28 WIB
Taiwan Perkuat Pemasaran Teknologi Smart Manufacturing di Pasar Industri Indonesia
ILUSTRASI. Taiwan Smart Manufacturing hadir di ajang Manufacturing Indonesia 2025.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya peningkatan produktivitas industri manufaktur dalam negeri semakin mendapat sorotan seiring target Indonesia mempercepat implementasi teknologi cerdas. 

Di tengah kebutuhan efisiensi energi, optimalisasi proses produksi, serta modernisasi mesin, paviliun Taiwan Smart Manufacturing di ajang Manufacturing Indonesia 2025 menunjukkan bagaimana pemain global melihat peluang besar dari transformasi industri nasional.

Lebih dari 30 perusahaan Taiwan menghadirkan teknologi yang mencakup machine tools, sistem pneumatik dan hidrolik, precision motion control, industrial AIoT, hingga solusi manufaktur hijau. 

Sebagian besar teknologi yang dibawa menargetkan kebutuhan industri seperti otomotif, EV, komponen elektronik, logam, hingga sektor yang membutuhkan proses berpresisi tinggi.

Adapun lima perusahaan—HIWIN, ELITE AIR, C&T Solution, KEYARROW, dan KING NICE—memperlihatkan fokus Taiwan dalam teknologi presisi, efisiensi energi, dan pengelolaan manufaktur berbasis ESG. 

Teknologi tersebut diklaim relevan dengan kebutuhan industri domestik yang tengah mempercepat otomatisasi untuk menekan biaya dan meningkatkan kapasitas produksi.

First Machinery Trade Co. (FMTC), salah satu distributor mesin terbesar di Indonesia, memaparkan bagaimana adopsi mesin Taiwan telah terbukti meningkatkan produktivitas pada sejumlah sektor. 

Dengan pengalaman hampir lima dekade mendistribusikan CNC, EDM, dan berbagai mesin perkakas, perusahaan melihat lonjakan permintaan untuk teknologi yang mampu memberikan efisiensi operasional.

Baca Juga: Manufacturing Indonesia 2025 Hadirkan Solusi Manufaktur yang Resilien dan Inovatif

“Jika berbicara tentang inovasi yang diharapkan, melalui kolaborasi dengan Taiwan Smart Manufacturing, fokus utama kami adalah bagaimana teknologi bisa benar-benar mendukung line up produk First Machinery serta kebutuhan pelanggan industri saat ini,” ujar Danang Kalbuadi, General Manager First Machinery dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (5/12/2025).

Menurut Danang, pelaku industri kini semakin menaruh perhatian pada efisiensi mesin. Kata dia, tren industri saat ini menunjukkan bahwa para pengguna mesin mencari solusi yang paling efisien dan mampu memberikan optimalisasi produk secara maksimal. 

"Karena itu, kami menaruh perhatian besar pada perkembangan teknologi mesin manufaktur dari Taiwan. Terutama yang sudah mulai mengadopsi AI di dalam sistem kontrolnya,” tambahnya.

Selain pameran, rangkaian seminar dengan Aspira Sekawan Prima dan Omega Taiyo Teknologi menyoroti implementasi manufaktur cerdas lintas sektor. Taiwan Smart Manufacturing Pavilion juga menggelar Agent Tourbersama Jaya Metal Teknika untuk memberikan gambaran teknis langsung mengenai solusi yang telah digunakan industri.

Dari perspektif ekonomi, manufaktur masih menjadi tulang punggung PDB Indonesia dengan kontribusi 18,5% dan serapan tenaga kerja mendekati 18 juta orang. Pada 2025, nilai tambah sektor ini diproyeksikan mencapai USD 216,6 miliar. 

Baca Juga: Ini Respon Kemenperin Pasca PMI Manufaktur November 2025 Naik ke 53,3

Dorongan pemerintah melalui Making Indonesia 4.0—mulai dari pengembangan EV, baterai, hingga otomasi—menciptakan permintaan besar terhadap teknologi yang mampu memberikan efisiensi energi dan presisi tinggi.

Di titik inilah Taiwan melihat momentum. Dengan pengalaman lebih dari enam dekade dan ekosistem supply chainyang terintegrasi, teknologi manufaktur cerdas Taiwan menawarkan pendekatan yang relatif terukur untuk diadopsi industri lokal, terutama perusahaan yang ingin meningkatkan efisiensi tanpa investasi ekstrem seperti robotik skala besar.

Melihat arah kebijakan dan peningkatan kebutuhan kapasitas industri, modernisasi mesin diperkirakan menjadi salah satu pos investasi terbesar pelaku manufaktur dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Permintaan diyakini akan terdorong oleh:

  • kebutuhan efisiensi energi di tengah biaya listrik industri yang tinggi,
  • peningkatan kapasitas produksi seiring ekspansi industri EV dan komponen,
  • tuntutan kualitas produk berpresisi tinggi untuk bersaing di pasar ekspor,
  • dorongan ESG dan kebutuhan pengelolaan limbah produksi yang lebih bersih.

Kehadiran Taiwan di Manufacturing Indonesia 2025 menunjukkan bahwa persaingan teknologi manufaktur di Indonesia semakin ketat, dengan negara pemasok berupaya menyesuaikan solusi untuk kebutuhan pasar lokal. Bagi pelaku industri, pilihan teknologi semakin beragam, tetapi strategi investasi tetap bergantung pada kemampuan mengintegrasikan otomatisasi dengan proses produksi yang sudah berjalan.

Baca Juga: Konsorsium AS- Jerman Bangun Industri Semikonduktor di Batam, Investasi US$26,73 M

Selanjutnya: Saham Big Banks Bergerak Variatif pada Jumat (5/12): BBCA Menguat, BBRI Terkoreksi

Menarik Dibaca: 15 Menu Diet Turun Berat Badan untuk Sarapan Pagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×