Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Target pemerintah untuk menerapkan mandatori atau kewajiban campuran bioetanol 10 persen (E10) untuk BBM jenis bensin (gasoline) pada 2028 menurut Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya, dapat juga dilakukan oleh pemilik Badan Usaha (BU) pemilik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta.
Bambang juga menilai operator SPBU, termasuk swasta, memiliki pengalaman yang memadai untuk mendukung kebijakan ini.
"Banyak di antara mereka seperti Shell, Vivo dan yang lain menerapkan biofuel mandatory ini di negara-negara seperti India, Brasil, dan Eropa. Oleh karena itu, kami berharap sinergi lintas sektor dapat berjalan optimal demi kelancaran distribusi di dalam negeri," ungkap Bambang di Jakarta, dikutip Minggu (19/10/2025).
Di samping itu, dalam penerapan E10 yang tidak memakan waktu lama ini, Bambang menekankan pentingnya langkah sosialisasi oleh pemerintah, khususnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Perlu ada penjelasan yang lebih luas dan komunikatif kepada masyarakat. Edukasi publik akan memastikan transisi berjalan tanpa keraguan, dan masyarakat memahami manfaat bioetanol secara nyata,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya kemandirian suplai etanol dalam negeri. Dengan meningkatnya kebutuhan, menurutnya perlu ada dorongan investasi baru yang berkelanjutan.
Baca Juga: Pemerintah Siapkan BBM E10, Begini Respons Industri Otomotif dan Pertamina
“Kapasitas produksi harus sejalan dengan kebijakan. Kemandirian pasokan menjadi kunci agar program ini memiliki keberlanjutan jangka panjang,” tambahnya.
Menurutnya, pemerintah telah menyusun roadmap bioetanol pada tahun 2008, dan kini perlu dipercepat melalui langkah strategis yang lebih terarah serta dipahami secara luas oleh masyarakat.
“Program E10 merupakan bagian penting dari agenda kemandirian energi nasional. Pemerintah sudah menyiapkan roadmapnya sejak lama, dan sekarang waktunya kita bersama memastikan pemahaman publik berjalan seiring dengan kebijakan,” kata Bambang.
Berdasarkan kebutuhan nasional, dalam dua hingga tiga tahun mendatang Indonesia diperkirakan memerlukan sekitar 1,2 juta ton bioetanol, yang berarti dibutuhkan sekitar 20 pabrik baru untuk mendukung pasokan nasional.
Pembangunan fasilitas tersebut dapat tersebar di berbagai daerah dengan memanfaatkan potensi bahan baku seperti tebu, jagung, dan singkong.
Baca Juga: Industri Otomotif Tak Khawatir Mandatori E10, GAIKINDO: Mesin Sudah Siap hingga E20
“Ini membuka ruang investasi dan penguatan industri berbasis komoditas lokal. Selain memperkuat ketahanan energi, kebijakan ini juga memberi nilai tambah bagi sektor pertanian dan perekonomian daerah,” ujarnya.
Adapun, terkait keterjangkauan harga, Bambang menyebut bahwa aspek ini akan menjadi faktor penting dalam penerimaan publik.
“Harga harus dijaga tetap kompetitif. Jika bioetanol mampu hadir dengan harga terjangkau, masyarakat akan menerima dengan positif,” tutupnya.
Sebelumnya, dalam catatan Kontan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan, program E10 bakal melalui tahapan uji coba pasar (trial market) selama 2-3 tahun terlebih dahulu. Sebelum nantinya diwajibkan untuk BBM non subsidi.
"Jadi penerapannya di sekitar 2028, dan itu untuk non PSO dulu," ujar Eniya di Kantor ESDM Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Saat ini, PT Pertamina (Persero) tengah melakukan trial market untuk BBM campuran bioetanol 5 persen (E5) pada produk Pertamax Green 95. Dan akan terus dilaksanakan hingga 2026 mendatang.
Sebelum masuk ke tahap E10, Eniya berharap tingkat konsumsi untuk produk campuran bioetanol 5 persen tersebut semakin membesar.
"Tahun depan sudah pasti bergerak untuk E5. Kita harapkan E5 bertumbuh. Saya pinginnya itu konsumsinya makin tumbuh," tambah dia.
Baca Juga: Target Mandatori E10, Petani Tebu Ungkap Kendala Produksi Etanol di Lapangan
Selanjutnya: AAJI Beberkan Tantangan yang Bisa Pengaruhi Profitabilitas Industri Asuransi Jiwa
Menarik Dibaca: Trans Segara City Beroperasi, Mobilitas dari Bekasi ke Stasiun Senen Lebih Praktis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News