Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
Dua di antaranya merupakan IUP OPK dan satu smelter berada di bawah kewenangan Kementerian Perindustrian dengan status Izin Usaha Industri (IUI). Ketiga smelter yang telah beroperasi itu adalah: Pertama, PT Indonesia Chemical Alumina (IUP OPK) dengan kapasitas output yang mampu menghasilkan produk berupa 300.000 Chemical Grade Alumina (CGA).
Kedua, PT Well Harvest Winning (WHW) Alumina Refinery (IUP OPK) dengan kapasitas produk 1 juta Smelter Grade Alumina (SGA). Ketiga, PT Inalum (IUI) dengan kapasitas 250.000 aluminium ingot per tahun.
Sebelumnya Kontan.co.id memberitakan bahwa pembangunan smelter secara umum memang diperkirakan akan mengalami kemunduran dari yang sudah ditargetkan.
Staff Khusus Menteri ESDM bidang percepatan tata kelola mineral dan batubara (minerba), Irwandy Arief mengungkapkan, pandemi Covid-19 memang sangat berdampak terhadap proyek smelter.
Meskipun menurutnya, tidak tercapainya target pembangunan smelter bukan semata-mata karena Covid-19. Dari sisi jadwal operasional, ada dua simulasi yang dipaparkan Irwandy.
Pertama, jika pandemi Covid-19 bisa diatasi pada pertengahan tahun 2020, maka pembangunan smelter, khususnya yang saat ini progresnya masih 40% ke bawah bakal tertunda sampai dengan akhir tahun 2022.
Baca Juga: Suplai bijih nikel berlebih, Kementerian ESDM yakin serapan bakal seimbang pada 2022
Kedua, jika pandemi Covid-19 berlangsung hingga akhir tahun 2020, maka pembangunan smelter, khususnya yang saat ini progresnya masih 40% ke bawah, bakal tertunda hingga tahun 2023
Sebagai konsekuensi dari adanya proyek yang tertunda, investasi di lini pembangunan smelter pun bakal bergeser. Dari sisi investasi pun, Irwandy membeberkan dua simulasi.
Pertama, jika pandemi Covid-19 selesai pada pertengahan tahun ini, maka investasi pada proyek smelter diperkirakan hanya akan terealisasi di angka US$ 1,9 miliar atau sekitar 50% dari target. Kedua, jika Covid-19 berlanjut hingga akhir tahun, maka rencana investasi smelter di tahun ini akan bergeser ke tahun 2021 mendatang.
Adapun, rencana investasi smelter di tahun ini mencapai US$ 3,76 miliar. Jauh di atas realisasi investasi smelter tahun lalu yang hanya berada di angka US$ 1,41 miliar.