kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Targetkan 600 pengeboran di 2021, SKK Migas: Tahun depan bisa jadi batu loncatan


Kamis, 19 November 2020 / 20:08 WIB
Targetkan 600 pengeboran di 2021, SKK Migas: Tahun depan bisa jadi batu loncatan
ILUSTRASI. Anjungan lepas pantai


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terpuruknya industri hulu migas global dan nasional di tahun ini akibat pandemi virus corona (Covid-19) membuat upaya mengejar produksi 1 juta barel per hari (bph) pada 2030 memerlukan kerja ekstra.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)  Dwi Soetjipto mengungkapkan, tahun 2021 bakal menjadi batu loncatan dalam upaya mengejar produksi 1 juta bph.

Dia mengungkapkan, salah satu langkah mengejar produksi yakni melalui kegiatan eksplorasi termasuk kegiatan pengeboran. Pada 2021 mendatang SKK Migas menargetkan kegiatan pengeboran mencapai 600 kegiatan. 

"Target kami 2021 mencapai 600 pengeboran dan di jangka panjang membawa aktivitas pengeboran lebih dari 1.000 kegiatan," kata Dwi dalam diskusi virtual, Kamis (19/11).

Baca Juga: Penambahan split belum prioritas, ESDM minta KKKS maksimalkan pemberian insentif

Dwi menerangkan tahun depan bakal menjadi pertarungan yang sesungguhnya untuk menahan laju penurunan produksi.

Untuk tahun depan sendiri pemerintah menargetkan produksi minyak sebesar 705.000 bph atau setara dengan produksi di tahun ini setelah mengalami koreksi dari target awal 735.000 bph.

Dwi mengungkapkan tahun depan bakal menjadi batu loncatan. Pasalnya, jika tidak melakukan upaya ekstra maka penurunan produksi tak akan terhindarkan. "Dengan diskusi keras maka dengan program rutin bisa kesana (peningkatan produksi)," jelas dia. 

Selain mendorong eksplorasi, Dwi memastikan upaya lainnya yakni lewat perbaikan regulasi dan pemberian insentif bagi KKKS.

Langkah lainnya yakni melalui implementasi Enchanced Oil Recovery (EOR). Ia memastikan, saat ini implementasi EOR telah dilakukan dan telah diidentifikasi area mana saja yang mungkin untuk ditingkatkan produksinya.

"Ini tidak mudah khususnya untuk dapatkan dukungan pemerintah untuk perubahan insentif. Kita perlu bekerja keras wujudkan ini," tandas Dwi.

Selanjutnya: Diskusi harga gas Blok Sakakemang dengan Repsol telah rampung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×