kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.891.000   25.000   1,34%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Tensi Perang Perang Mereda, Harga Batubara Kembali Menyala


Jumat, 16 Mei 2025 / 15:50 WIB
Tensi Perang Perang Mereda, Harga Batubara Kembali Menyala
ILUSTRASI. penurunan tarif impor antara keduanya menjadi salah satu faktor kenaikan harga batubara mendekati level US$ 100 per ton. REUTERS/Adrees Latif


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meredupnya perang dagang antara dua negara adidaya, Amerika Serikat (AS) dengan China (RRC) memberi dampak positif pada penguatan harga batubara global.

Menurut Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI-ICMA) kesepakatan penurunan tarif impor antara keduanya menjadi salah satu faktor kenaikan harga batubara mendekati level US$ 100 per ton.

"Ya itu pasti merupakan salah satu impact-nya kita ada (meredanya perang tarif AS dan China). Tapi untuk harga batubara ini kan kita tidak bisa generalisir semua," kata Plt Direktur Eksekutif APBI-ICMA, Gita Mahyarani, saat ditemui di JiExpo Kemayoran Jakarta, Kamis (15/5).

Mengutip Trading Economic, Jumat (16/5) pukul 15.42 wib harga batubara berada pada level US$ 99 per ton. Harganya mulai perlahan begerak naik.

Baca Juga: Produksi Batubara RI Tembus 171 Juta Ton pada Kuartal I-2025, Target Bakal Tercapai?

Meski harga mulai menguat, industri hulu batubara masih dibayangi dengan menurunnya permintaan ekspor dari dua negara importir batubara terbesar yaitu China dan India.

Adapun Rusia, dilaporkan telah melakukan ekspansi besar yang menyasar pasar ekspor batubara Indonesia.

"Batubara Rusia sekarang salah satunya sudah masuk ke China sama ke India. Mereka mau buat juga agreement dengan India untuk masukin batubara ke sana," ungkap Gita.

Namun, ia belum mengidentifikasi seberapa besar dampak masuknya batubara Rusia ke China dan India terhadap penambang di Indonesia.

Baca Juga: Ekspor Batubara Dalam Tekanan, Bank Hati-Hati Salurkan Pembiayaan

Terkait kuota ekspor, berdasarkan data terbaru dari Kementerian ESDM, pada kuartal pertama tahin ini Indonesia telah mengekspor 123 juta ton batubara dengan produksi total mencapai 171 juta ton. Artinya 72% produksi batubara dalam negeri masih ditujukan untuk pasar ekspor. 

Untuk diketahui, AS dan China pada Senin (12/5), menandatangani kesepakatan penurunan tarif antara keduanya. Dimana AS terhadap produk China dipangkas dari 145% menjadi 30%, dan tarif China terhadap produk AS turun dari 125% menjadi 10% selama 90 hari ke depan.

Selanjutnya: Ini Gambaran Jumlah Jemaah Haji Berdasarkan Provinsi

Menarik Dibaca: Sayur Penurun Kolesterol Paling Cepat Apa Saja? Ini 8 Rekomendasinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×