kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,49   -13,02   -1.39%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terapkan Cofiring, PLN Ganti 75% Batubara dengan Biomassa di PLTU Bolok NTT


Selasa, 25 Oktober 2022 / 22:53 WIB
Terapkan Cofiring, PLN Ganti 75% Batubara dengan Biomassa di PLTU Bolok NTT
ILUSTRASI. Foto udara area Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di wilayah Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo Utara, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Senin (19/9/2022). ANTARA FOTO/Jojon/wsj.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - AKARTA. PT PLN (Persero) berhasil melakukan uji coba penggunaan 75%  biomassa kepingan kayu alias woodchips untuk bahan bakar pengganti batubara (cofiring) pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Bolok di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah menyatakan, penggunaan 75% biomassa dalam uji coba High Co-Firing (HCR) di PLTU berkapasitas  2×16,5 Megawatt (MW) Oktober 2022 ini merupakan langkah lanjutan, menyusul kesuksesan inovasi penerapan 100% biomassa pada  PLTU Tembilahan Juni 2022 lalu.

“Saat ini PLTU Bolok sudah berhasil melakukan cofiring hingga 75% biomassa. Kami akan terus uji dan evaluasi agar bisa mencapai 100 persen biomassa seperti PLTU Tembilahan,” ucap Rully dalam siaran pers belum lama ini.

Pengujian cofiring biomassa di PLTU Bolok dilaksanakan secara bertahap sesuai prosedur yang direncanakan. Uji coba ini telah dilaksanakan secara bertahap dengan penggunaan biomassa secara progresif mulai dari 0%, 25%, 50%, hingga 75%. Rencananya, porsi  penggunaan biomassa di PLTU Bolok bakal terus dilakukan hingga bisa mencapai 100% biomassa.

Baca Juga: Hambatan Regulasi Dinilai Menghambat Pengembangan EBT di Indonesia

“Berdasarkan evaluasi bersama, didapatkan hasil pemantauan teknis yang menunjukkan parameter operasi masih dalam batasan normal, beban pembangkit dapat dijaga dengan stabil hingga maksimum 75% biomassa,” jelasnya.

Ruly memastikan, seluruh rangkaian pengujian cofiring biomassa sesuai dengan Peraturan Presiden 112 tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. Program cofiring PLN sendiri, kata Ruly, merupakan  bukti nyata dari transformasi PLN dalam mendukung pemerintah menekan emisi karbon di Tanah Air untuk mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060 dan menghadirkan layanan listrik yang lebih bersih.

“Dengan inovasi yang kami lakukan, harapannya dapat mendukung pencapaian EBT 23% di tahun 2025,” ucapnya.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT, Fintje Lumembang berharap penggunaan biomassa sebagai bahan bakar pada PLTU Bolok dapat menekan emisi, penghematan biaya pokok penyediaan listrik dan meningkatkan fuel alternate competitiveness bagi PLN.

“Ini merupakan salah satu dari program PLN “Green Booster”, cofiring maupun full firing biomass digadang untuk mendukung target bauran energi baru terbarukan nasional,” terang Fintje.

Baca Juga: Begini Potensi Sebaran Energi Terbarukan di Sejumlah Wilayah di Indonesia

Fintje optimistis, pemanfaatan biomassa woodchips untuk cofiring PLTU juga dapat membangun ekonomi kerakyatan.

“Dengan adanya cofiring ini, kalau dulu banyak lahan kosong tidur yang tidak produktif, sekarang bisa dimanfaatkan untuk menanam pohon kaliandra dan digunakan untuk cofiring,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×