kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.206   65,50   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   12,68   1,16%
  • LQ45 879   12,89   1,49%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 449   6,81   1,54%
  • IDXHIDIV20 541   6,16   1,15%
  • IDX80 127   1,52   1,20%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,88   1,28%

Tidak Ada Kenaikan Tarif Sewa Mal, Metropolitan Land Ungkap Okupansi di Atas 95%


Senin, 16 September 2024 / 15:18 WIB
Tidak Ada Kenaikan Tarif Sewa Mal, Metropolitan Land Ungkap Okupansi di Atas 95%
ILUSTRASI. Tarif sewa di mal-mal yang dikelola MTLA bervariasi tergantung jenis tenant dan daya tarik masing-masing, bukan berdasarkan tarif tunggal.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsultan properti Knight Frank Indonesia melaporkan bahwa harga sewa ruang ritel di Jakarta mengalami kenaikan sebesar 3 persen pada semester pertama 2024. Kini, harga rata-rata sewa ruang ritel mencapai Rp782.010 per meter persegi per bulan, sementara biaya service charge juga meningkat menjadi Rp162.320 per bulan.

Menanggapi situasi tersebut, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA), sebagai salah satu emiten pengembang properti yang memiliki sejumlah mal dan plaza, menyatakan bahwa mereka tidak menerapkan penyesuaian tarif sewa mal setiap tahun. 

Direktur MTLA, Olivia Surodjo, menjelaskan bahwa tarif sewa di mal-mal yang dikelola MTLA bervariasi tergantung jenis tenant dan daya tarik masing-masing, bukan berdasarkan tarif tunggal.

"Untuk kenaikan sewa mengalami penyesuaian kenaikan namun tidak setiap tahun. Kenaikan sesuai dengan periode sewa dari masing-masing tenant. Kenaikan sewa juga bermacam-macam, rata-rata mulai dari 5% hingga 12%," ujar Olivia kepada media KONTAN, Senin (15/9).

Baca Juga: MLTA Berharap Pembentukan Kementerian Perumahan Bisa Atasi Backlog Perumahan

Okupansi Mal Tetap Stabil di Atas 90%

Olivia juga memastikan bahwa tingkat keterisian ruang di mal-mal yang dikelola MTLA tetap stabil dan berada di atas 90%. Bahkan, beberapa tenant baru mulai beroperasi di mal-metland, sehingga okupansi ketiga mal yang dimiliki MTLA sudah mencapai lebih dari 95%.

"Hingga saat ini tidak ada penurunan okupansi, bahkan beberapa tenant baru telah mulai beroperasi di mal-mal kami. Ketiga mal Metland, yaitu Metropolitan Mal Bekasi, Grand Metropolitan Bekasi, dan Metropolitan Mall Cibubur, telah mencapai okupansi di atas 95 persen," tambahnya.

MTLA saat ini mengelola tiga pusat perbelanjaan utama: Metropolitan Mal Bekasi, Grand Metropolitan di Bekasi, dan Metropolitan Mall Cibubur di kawasan Metland Transyogi Cibubur. Selain itu, mereka juga baru mengoperasikan open plaza bernama One District at Puri di kawasan Metland Cyber Puri.

Strategi untuk Mempertahankan Kinerja Positif

Untuk mempertahankan kinerja yang positif hingga akhir 2024, MTLA berkomitmen untuk terus memperkuat daya tarik mal-mal yang mereka miliki. Salah satu strategi utama adalah menjaga agar tarif sewa tetap kompetitif dan menarik bagi tenant dari berbagai segmen usaha.

Olivia menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan perbaikan dan adaptasi guna menjaga daya tarik mal bagi pengunjung di masa depan. 

"Traffic kunjungan adalah faktor utama yang menarik minat tenant. Oleh karena itu, kami secara rutin menyelenggarakan program dan acara untuk meningkatkan jumlah pengunjung mal," ujarnya.

 

Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Bersih MTLA

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) meningkat signifikan sebesar 36,29% secara tahunan (year on year/YoY), mencapai Rp 835,46 miliar pada semester pertama 2024, dibandingkan dengan Rp 612,97 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pendapatan tersebut sebagian besar didukung oleh sektor real estat yang menyumbang Rp 574,83 miliar, meningkat 51,45% YoY dari Rp 379,52 miliar pada semester I-2023. 

Sementara itu, pendapatan dari pusat perbelanjaan mencapai Rp 182,14 miliar, diikuti oleh pendapatan dari sektor perhotelan sebesar Rp 65,48 miliar, dan pendapatan lainnya sebesar Rp 19,83 miliar.

Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga menunjukkan pertumbuhan yang kuat, mencapai Rp 185,19 miliar pada akhir Juni 2024, meningkat 38,05% YoY dari Rp 134,88 miliar pada semester pertama tahun 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×