Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk (TINS) Nur Adi Kuncoro mengungkap adanya potensi monasit di Kepulauan Bangka Belitung (Babel) hingga 25.700 ton.
Untuk diketahui monasit adalah mineral sampingan (by product) dari pengolahan bijih timah. Adapun, monasit digunakan dalam berbagai industri, termasuk industri energi, industri elektronik, dan industri konstruksi.
Menurut Nur Adi, berdasarkan data Timah, di seluruh Bangka Belitung potensi monasit kurang lebih mencapai 25.700 ton.
"Hanya mempunyai kandungan (monasit) di bawah 1% dari total material. Tetapi itu menjadi potensi yang harus kita tingkatkan untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih bagus," ungkapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR Senayan, Rabu (14/05).
Baca Juga: Teknologi Peleburan TSL Dongkrak Produksi PT Timah (TINS) hingga 23%
Lebih detail monasit merupakan salah satu mineral penting yang mengandung logam tanah jarang (LTJ). Dengan persentase jenis LTJ tertinggi adalah Cerium Oxide (CeO2), Lanthanum Oxide (La2O3), Neodymium Oxide (Nd2O3), Praseodymium Oxide (Pr6O11).
"Ini adalah beberapa logam yang memang mempunyai nilai yang cukup signifikan dan ini presentasinya dari 3-35% yang terkandung dari si mineral monasit tersebut," tambahnya.
Baca Juga: Timah Tbk (TINS) Bidik Pengembangan Mineral Logam Tanah Jarang di Bangka Belitung
Sebelumnya dalam catatan Kontan, TINS telah mengumumkan rencana ekspansi ke sektor mineral logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth element dengan mengembangkan Pilot Plant Logam Tanah Jarang (LTJ) di Tanjung Ular, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Selain itu, rare earth juga mengandung thorium dan senyawa uranium, triuranium oktoksida yang dapat dioptimalkan menjadi sumber energi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Baca Juga: Kembangkan Logam Tanah Jarang (LTJ), Simak Rekomendasi Saham PT Timah (TINS)
"Kami lanjutkan dari roadmap yang memang kita sudah melakukan sejak tahun 2023 sampai dengan 2024 dengan kegiatan kita di 2025. Ini adalah perbaikan flow process dari kegiatan seperti dekomposisi, parsial dissolution dan tentunya uranium dan thorium untuk precipitation-nya," jelasnya.
Selanjutnya: Ditjen Pajak Berhasil Menjaring 72.640 Wajib Pajak Baru Berkat Ekstensifikasi di 2024
Menarik Dibaca: Kementerian UMKM dan Lazada Latih 150 Pelaku Usaha Padang Memasuki Dunia Digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News