Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Permintaan kopi dunia terus meningkat. Seiring, muncul negara baru yang begitu gandrung akan kopi
Namun, harga kopi dunia justru belum bisa terdongkrak. Pada Maret lalu, harga kopi yang tercatat di International Coffee Organization menjadi harga terendah sepanjang awal tahun.
Pranoto Soenarto, Wakil Ketua Asosiasi Ekspor Kopi Indonesia (AEKI) menjelaskan, konsumsi kopi dunia terus naik dan pasar makin luas. Ia mencontohkan, seperti: Australia, Rusia, Korea Selatan, Turki dan Ukraina menjadi negara dengan konsumsi kopi dunia yang mengalami kenaikan.
Tidak ketinggalan, Tiongkok yang tengah berambisi untuk membuat kopi sebagai industri. "Permintaan yang tinggi terjadi karena iklim negara tersebut kerap memasuki musim dingin. Sehingga, membuat konsumsi kopi menanjak," kata Pranoto, Selasa (21/4).
Namun rupanya produksi yang rendah dan tingginya permintaan kopi tidak membuat harga kopi melejit. Pada Maret harga kopi berkisar antara US$ 120 per kantong sampai US$ 140 per kantong. Harga ini belum menjadi harga tertinggi selama awal tahun.
Pada awal tahun harga kopi dunia berkisar US$ 140 per kantong sampai US$ 150 per kantong. Sementara, harga kopi pada Oktober 2014 sempat mencapai US$ 160 per kantong sampai US$ 180 per kantong.
Spekulasi akan stok kopi dunia yang menahan laju harga kopi. Pranoto memprediksi harga kopi akan naik, setelah adanya panen raya pada Juni mendatang.
Di sisi lain, permintaan akan kopi Indonesia dari Amerika Serikat terus naik. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak menargetkan, ekspor kopi ke negeri paman sam naik hingga tiga kali lipat atau mencapai US$ 3,35 miliar.
"Kami gencar promosi kopi di pameran-pameran di AS. Sehingga permintaan terus naik. Dalam waktu dekat kami juga akan promosi ke Taiwan. Dua negera tersebut paling prospek untuk bisa diisi kopi asal Indonesia," tandas Nus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News