Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berhasil mencatatkan pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp 1.26 triliun dan Rp 1.08 triliun untuk periode Januari-Maret 2020.
Jika triwulan pertama ini disetahunkan, maka total pendapatan dan EBITDA Perseroan mencapai Rp 5.04 triliun dan Rp 4.34 triliun.
CEO TBIG,Hardi Wijaya Liong, menjelaskan, TBIG memiliki 29.997 penyewaan dan 15.681 sites telekomunikasi per 31 Maret 2020.
Sites telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 15.540 menara telekomunikasi dan 141 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 29.856, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,92.
Baca Juga: Tower Bersama (TBIG) telah memenuhi 47% target penyewa baru di kuartal I
“Pada triwulan pertama 2020, TBIG mencapai pertumbuhan penyewa organik terbesar yang pernah dicapai. Kami menambahkan 1.402 penyewaan kotor, yang terdiri dari 134 sites telekomunikasi dan 1.268 kolokasi. Rasio kolokasi kami terus meningkat dan saat ini berada di 1,92x, disebabkan oleh kuartal yang luar biasa untuk kolokasi. Kami berharap pertumbuhan organik kami tetap kuat untuk membantu Operator dalam memperluas jangkauan jaringan mereka di seluruh negeri," ujar Hardi dalam jawaban tertulisnya, Senin (18/5).
Hardi mengatakan, Fokus TBIG adalah pada pelaksanaan yang tepat waktu untuk menyelesaikan pesanan dan pelayanan berkelanjutan kepada pelanggan telekomunikasi, sambil mengambil langkah-langkah tambahan, TBIG memastikan untuk selalu menjaga kesehatan karyawan selama pandemi Covid-19 global ini.
"Dengan situasi ini yang terus berkembang, tim manajemen kami berusaha keras untuk menjaga kemampuan kami untuk beroperasi di masa yang tidak pasti ini,” tambah Hardi.
Hardi menambahkan, Per 31 Maret 2020, total pinjaman kotor (gross debt) Perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang US Dollar yang telah dilindungi nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp 21.6 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp 7.9 triliun.
Dengan saldo kas yang mencapai Rp 798 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp 20.85 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp 7.1 triliun.
Baca Juga: Meski punya utang besar, Tower Bersama (TBIG) bakal bagi dividen
Menggunakan EBITDA kuartal pertama 2020 yang disetahunkan, rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 1,7x dan pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,8x.
“Pada kuartal pertama tahun ini, kami berhasil mengakses pasar obligasi dalam mata uang Rupiah dan USD dengan tingkat bunga yang sangat kompetitif. Di bulan Januari, kami adalah perusahaan Indonesia (non-BUMN) pertama yang berhasil menerbitkan obligasi tanpa peringkat dengan jangka waktu 5 tahun dan bunga 4,25% sebesar US$ 350 juta. Dan di bulan Maret 2020, kami menerbitkan Rp 1,5 triliun Obligasi dalam mata uang Rupiah," katanya.