kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Toyota Indonesia siap produksi mobil "dual fuel"


Senin, 25 Agustus 2014 / 20:15 WIB
Toyota Indonesia siap produksi mobil
ILUSTRASI. ASN yang akan dipindahkan ke Ibu Kota Nusantara (IKN) rata-rata merupakan pegawai muda atau generasi milenial. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Rencana PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) membangun infrastruktur stasiun pengisian gas (SPBG), mendapat sambutan positif dari PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Pasalnya, Toyota sudah menyatakan kesiapannya memproduksi mobil berbahan bakar ganda (dual fuel), gas dan bensin.

"Kami sudah memamerkan prototipe Limo dual fuel sejak tahun lalu (2013) dan sudah menyosialisasi produk ke beberapa instansi pemerintah, termasuk Kementerian ESDM dan Perindustrian," jelas I Made Dana Tangkas, Direktur TMMIN di Jakarta, Senin (25/8).

Toyota Limo "dual fuel" yang diproduksi Toyota dipastikan punya perbedaan spesifikasi dengan model yang digunakan perusahaan taksi saat ini. Selain menambah komponen alat konversi gas, tabung, dan selang penyalur gas, struktur kendaraan juga mengalami perubahan signifikan.

"Dengan memakan tangki gas, otomatis bobot belakang kendaraan jadi lebih berat. Untuk itu, suspensi mobil harus disesuaikan, dihitung ulang, jadi bukan sembarangan," beber Made.

Harus aman

Alasan ini juga menjelaskan, kalau mobil bermesin bensin konvensional yang ada, tidak bisa serta-merta dikonversi mengonsumsi gas, hanya dengan menambah komponen alat konversi dan tabung gas. Tapi, modifikasi tambahan perlu dilakukan, memastikan kondisi mobil itu aman dari segi struktur.

"Ini menyangkut masalah keamanan dan keselamatan, jadi mutlak. Selain itu, kalau mobil yang diproduksi langsung oleh pabrikan (OEM), garansi itu bisa tetap dijaga, kalau pakai alat konverter di bengkel luar, ATPM tidak akan mau menanggung garansi, jika terjadi sesuatu," beber Made. (Agung Kurniawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×