Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transform - program akselerator dampak (impact accelerator) yang dipimpin oleh Unilever, Kementerian Luar Negeri dan Pembangunan Pemerintah Inggris (UK FCDO) dan Ernst & Young (EY) mengumumkan pemberian hibah sebesar Rp 6,8 miliar kepada tiga perusahaan rintisan (start up) Indonesia. Langkah ini bagian dari Transform Bestari Challenge.
Transform Bestari Challenge menggandeng SDGs Financing Hub, Sekretariat Nasional SDGs bertujuan mendorong munculnya start-up visioner yang mampu memberikan solusi inovatif terhadap permasalahan sosial dan lingkungan. SDGs Financing Hub berperan penting dalam merekrut dan mengelola proses seleksi para start-up yang mendaftar ke program ini sejak akhir Januari 2024.
Vivi Yulaswati, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, selaku Ketua Tim Pelaksana Nasional SDGs menyampaikan, SDGs Financing Hub – Sekretariat Nasional SDGs memiliki peran penting memperkuat ekosistem investasi berkelanjutan. Di antaranya, dengan melakukan kurasi dan pengembangan pipeline proyek berdampak untuk pencapaian SDGs di Indonesia.
"Transform menjadi mitra strategis mengatasi tantangan lingkungan, meningkatkan akses masyarakat pada layanan kesehatan berkualitas, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif," kata Vivi, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (11/10).
Dominic Jermey, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste, menambahkan, pendanaan katalis seperti yang diberikan Pemerintah Inggris melalui Transform berperan penting dalam membantu perusahaan rintisan yang berada pada tahap awal dalam berinovasi untuk mengatasi hambatan dalam mengembangkan bisnis.
"Tujuan kami menemukan solusi inovatif yang berdampak positif bagi tantangan global dan meningkatkan potensi mereka untuk berkembang dan berinvestasi lebih lanjut," ujar Dominic.
Baca Juga: FishLog Tutup Program Pelatihan Limbah Rajungan, Dorong Keberlanjutan Perikanan
Monika Prasodjo, Partner EY Indonesia mengatakan “Memilih kandidat pemenang dari banyaknya usaha rintisan yang mendaftar bukan merupakan tugas yang mudah. "Namun, proposal yang para pemenang sampaikan begitu menonjol, dan hal ini terlihat dari komitmen mereka untuk menangani perubahan sosial dan lingkungan melalui model bisnis yang berkelanjutan," ujar Monika
Tiga start-up yang terpilih dari 137 partisipan menawarkan solusi inovatif untuk melindungi lingkungan, memulihkan alam, serta menyediakan akses layanan kesehatan melalui digitalisasi. Mereka melewati proses seleksi yang meliputi penyusunan concept note dan proposal model bisnis yang menyertakan target dampak positif yang ingin dicapai.
Perusahaan yang terpilih dalam program ini adalah PT Kudeungoe Sugata mendukung pengembangan rantai pasokan yang berkelanjutan, terlacak, dan bertanggung jawab untuk biji kakao fermentasi, yang juga menguntungkan petani, konsumen, dan lingkungan. Lalu Elevarm berinovasi melalui Vermikompos, mengubah kotoran sapi menjadi penguat tanah yang kaya akan nutrisi. Serta TeleCTG adalah perusahaan teknologi milik Indonesia yang bertujuan merevolusi layanan kesehatan dengan teknologi berbasis telemedicine untuk para ibu di daerah perkotaan maupun pedesaan Indonesia.
Nurdiana Darus, Head of Sustainability and Corporate Affairs Unilever Indonesia menambahkan, Transform memberdayakan para wirausaha dengan wawasan dan pola pikir visioner yang memahami kebutuhan masyarakat serta bisa bekerja sama untuk mengimplementasikan solusi inovatif dalam penyelesaian masalah lingkungan dan sosial.
" Selain dana hibah yang diberikan, Unilever dan EY memberikan dukungan bisnis untuk membantu para usaha rintisan (start-up) dalam memberikan dampak nyata bagi bisnis mereka, serta mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) PBB di Indonesia," kata Nurdiana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News