kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,74   -8,61   -0.92%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ujicoba penghapusan 3 in 1 untungkan aplikasi


Selasa, 19 April 2016 / 11:05 WIB
Ujicoba penghapusan 3 in 1 untungkan aplikasi


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri, RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Ujicoba penghapusan jalur 3 in 1 berlanjut. Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta bersama Polda Metro Jaya yang semula berencana mengakhiri ujicoba  penghapusan 3 in 1 malah memperpanjang hingga 14 Mei.

Penghapusan 3 in 1 memang mematikan bisnis joki yang kerap mangkal pada pagi dan sore hari di sekitar segitiga emas.  Hanya saja, penghapusan  3 in 1 membuat bisnis taksi kebanjiran penumpang. Tak hanya taksi konvensional tapi juga perusahaan taksi berbasis aplikasi seperti Uber dan Grab.

Para pengemudi taksi online punya akses lebih leluasa ke beberapa tempat, khususnya di sekitar segitiga emas Jakarta (Thamrin–Sudirman–Kuningan), yang sebelumnya haram dilalui kendaraan roda empat yang berpenumpang kurang dari tiga orang, termasuk pengemudi.

Maklum daerah tersebut adalah pusat bisnis Jakarta yang bertaburan gedung-gedung perkantoran hingga pusat belanja. "Para pengendara Uber senang karena ini memudahkan kami menjemput penumpang," kata Musa Emyus, Sekretaris Koperasi Jasa Trans Usaha Bersama, ke KONTAN, Senin (18/4).

Dengan semakin mudahnya proses penjemputan penumpang, Musa mengakui bahwa mereka mendapatkan berkah dengan pendapatan mereka yang melonjak hingga 30%. Namun, ia tidak merinci berapa rata-rata penghasilan.

Selain Uber, Grab Car juga menyambut baik keputusan penghapusan 3 in 1 untuk sementara. Menurut Kiki Rizki, Country Head of Marketing, Grab Indonesia, kondisi ini memacu layanan transportasi di Jakarta. "Kami menyambut baik upaya pemerintah meningkatkan kondisi lalu lintas dan layanan transportasi di Jakarta," katanya kepada KONTAN.

Namun, Kiki tidak bersedia menyebut efek bisnis penghapusan 3 in 1 bagi pemasukan perusahaan ini.

Terdorong tarif mini

Sedangkan bagi perusahaan taksi konvensional, seperti PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI), uji coba aturan ini tak berpengaruh banyak bagi pengelola taksi merek Express dan Eagle ini.

TAXI justru mengakui terjadi kenaikan trafik penumpang tapi bukan dari efek 3 in 1. "Ada peningkatan trafik karena tarif taksi turun," ujar David Santoso, Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis  Express Transindo Utama kepada KONTAN.

Menurutnya, setelah tarif taksi turun akibat imbas penurunan bahan bakar minyak (BBM), trafik taksi kelolaan Express melonjak antara satu setengah kali lipat sampai lima kali lipat dari sebelumnya. Ia mengklaim, tarif taksi Express saat ini lebih murah ketimbang perusahaan transportasi berbasis aplikasi.

Saat ini tarif buka pintu Express cuma Rp 6.500 dari sebelumnya Rp 7.500. Kemudian tarif per kilometer dari Rp 4.000 menjadi Rp 3.500. Adapun tarif minimum kini cuma Rp 15.000 dari sebelumnya sebesar Rp 40.000.

Nah, ia menyebut ujicoba penghapusan 3 in 1 ini justru membuat masyarakat lebih memilih memakai mobil pribadi ketimbang transportasi umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×