kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Uniair Indotama Cargo segera lakukan pengapalan pertama fasilitas PLB e-commerce


Kamis, 12 Desember 2019 / 09:47 WIB
Uniair Indotama Cargo segera lakukan pengapalan pertama fasilitas PLB e-commerce
ILUSTRASI. Sesi foto bersama setelah penandatanganan MOU antara Uniair Indotama Group dengan sejumlah asosiasi bidang perdagangan di Jakarta, (10/12).?Uniair Indotama Cargo segera lakukan pengapalan pertama fasilitas PLB e-commerce.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selaku perusahaan pengelola PLB e-commerce pertama di Indonesia, PT Uniair Indotama Cargo (UIC) akan segera melakukan pengapalan pertama menggunakan fasilitas PLB e-commerce, akhir bulan Desember tahun ini. Menurut Presiden Direktur (Presdir) UIC Lisa Juliawati, pertengahan bulan ini produk-produk milik IKM dan UKM yang siap ekspor akan mulai masuk ke gudang PLB e-commerce di kawasan berikat Marunda Centre, Jakarta Utara.

“Setelah itu  kami akan tutup kontainer, dan rencananya kapal akan segera berangkat ke Tiongkok. Setibanya barang-barang tersebut di Tiongkok, maka produk-produk tersebut akan dimasukkan ke gudang PLB e-commerce di sana, sambil mitra dari UIC di sana meng-upload produk-produk tersebut, untuk dipasarkan baik di Tiongkok maupun di luar Tiongkok sebagai bagian dari ekspansi (perluasan) pasar,” kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (12/12).

Baca Juga: Catat nih, tips jitu jajan saat Harbolnas 12.12

“Arahnya adalah ke negara-negara tujuan di luar Tiongkok, namun masih termasuk dalam katalog yang ditawarkan, seperti misalnya ke Singapura, Malaysia, sampai ke Rusia, dan Amerika Serikat. Mengapa Tiongkok menjadi pilihan pertama kami dalam pemanfaatan ekspor produk-produk IKM, sebab selain daya tarik dalam hal jumlah penduduk, kami mengharapkan mereka juga tertarik membeli produk-produk IKM Indonesia yang dikenal spesifik dan memiliki daya  saing cukup kuat,” lanjut Lisa.

Untuk dapat masuk ke pasar ekspor secara online dalam rangka tes pasar, satu hal yang saya tekankan adalah kemasan produk harus bagus. Demikian pula sejumlah peraturan menyangkut standar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) bagi produk pangan dan produk pangan UMKM, minimal harus memiliki nomor Produk Industri Rumah Tangga. Saat ini sejumlah produk  yang cukup diminati di pasaran ekspor seperti Tiongkok misalnya, adalah makanan ringan, kopi, dan biskuit. Ada juga yang mencari produk perawatan rambut. 

Indonesia menurut Lisa, jangan sampai kalah bersaing dengan negara lain yang sudah sejak lama memanfaatkan fasilitas gudang berikat PLB e-commerce. Dalam kaitan tingginya pemanfaatan sistem digital di Indonesia, maka seharusnya Indonesia menjadi pemain e-commerce nomor empat dunia. 

Data yang dipetik dari Kementerian Perdagangan, hasil penelitian Google-Temasek-Bain (2019) mencatat peningkatan transaksi Gross Merchandise Value (GMV) e-commerce Indonesia mencapai US$ 21 miliar. Transaksi ini diperkirakan meningkat menjadi US$ 82 miliar pada 2025. 

Baca Juga: Telkom gandeng KB Financial Group luncurkan modal ventura Centauri Fund

Secara terpisah, M. Rudy Salahuddin selaku  Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan UKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dalam kesempatan berbicara pada Forum e-commerce di Jakarta, mengemukakan,  apabila melihat manfaatnya yang membantu dari segi logistik, maka pemerintah sangat mendukung PLB e-commerce, sebagai fasilitas yang dibutuhkan di era digitalisasi ini, dan menjadikan pengiriman barang khususnya milik para IKM dan UKM menjadi lebih efisien.  

“Pertimbangannya karena dengan PLB e-commerce, barang yang akan diantar (delivery) tidak perlu menunggu antara 3 sampai 4 hari sampai di Indonesia, melainkan hanya membutuhkan waktu pengiriman sekitar tiga jam dari gudang PLB e-commerce ke daerah tujuan seluruh Indonesia," katanya.

Demikian juga barang dari dalam negeri juga akan lebih mudah untuk penetrasi pasar ekspor, kalau sebelumnya sudah dibantu masuk gudang berikat PLB e-commerce. Dengan terdapatnya juga gudang milik PLB e-commerce di negara tujuan ekspor, maka sebenarnya hal ini mempermudah produk Indonesia sampai di negara tujuan ekspor secara lebih cepat. 

Sementara itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Suhanto mengemukakan saat ini dari total jumlah 62 juta UMKM di Indonesia, ditengarai baru 14% UMKM yang melakukan ekspor.  Untuk itu, pihaknya sudah menugaskan dua BUMN yakni PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dan PT Sarinah (Persero) sebagai fasilitator yang akan mengumpulkan semua produk yang siap diekspor, termasuk produk milik IKM, dalam sistem yang dinamakan PLB e-commerce Distribution Centre (EDC).

Baca Juga: Masih merugi, OVO siapkan langkah supaya cuan

Melalui penandatanganan MoU, maka pemilik barang dengan kesepakatan pihak-pihak tersebut, diberi kemudahan menggunakan PLB e-commerce, sehingga barang mereka masuk ke PLB e-commerce di kawasan berikat Marunda Centre, setelah itu dikirim ke gudang berikat PLB e-commerce di Tiongkok. Di sana produk-produk tersebut dijual dengan sistem daring (online). 

“Karena itu jika pesanan sudah muncul dengan sistem online, maka tidak akan butuh waktu lama untuk menjual barangnya, karena barang dimaksud sudah tersedia di gudang berikat. Hal seperti ini memudahkan pelaku usaha dalam menjual produknya. Sebab para IKM-UKM memiliki keterbatasan dalam hal volume penjualan produk, sehingga memfasilitasi mereka secara kolektif melalui konsolidasi BUMN, termasuk juga perusahaan logistik,  akan mempermudah mereka saat menjual produknya di pasaran ekspor," katanya.

"Apalagi produk yang akan difasilitasi ini, terlebih dulu dikurasi baik oleh BUMN dan juga perusahaan pengelola PLB e-commerce seperti PT UIC, termasuk  juga koperasi sehingga mereka hanya akan mengirim produk yang memenuhi selera pasar ekspor, termasuk juga produk yang laku dijual di negara tujuan ekspor. Selain itu produk-produk tersebut juga dijual secara daring (online), sehingga turut berperan mendukung ekspor nonmigas dari Indonesia, yang merupakan negara kepulauan," papar dia.

Baca Juga: ALI: Harbolnas besok volume pengiriman barang bisa naik dua kali lipat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×